Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saatnya Menguji Tuah Amien Rais

Amien menambahkan, kedua calon ketua umum itu telah lama menyatakan sudah seperti saudara.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Saatnya Menguji Tuah Amien Rais
TRIBUN/DANY PERMANA
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais (dua kanan) bersama Ketua Umum PAN Hatta Rajasa (dua kiri), Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan (kiri), dan Wakil Ketua Umum Drajad Wibowo (kanan) menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya saat membuka Rapat Kerja Nasional di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu (7/1/2015). Rakernas tersebut diselenggarakan sebagai persiapan menuju Kongres PAN April 2015 mendatang. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Besarnya pengaruh Amien terlihat pula dalam Kongres II PAN di Semarang, Jawa Tengah, tahun 2005. Soetrisno Bachir mulus terpilih menjadi Ketua Umum PAN 2005-2010 karena didukung penuh oleh Amien.

Dalam Kongres II itu sebenarnya muncul enam bakal calon ketua umum, yakni Hatta Rajasa, Soetrisno Bachir, Fuad Bawazier, Moeslim Abdurrahman, Afni Achmad, dan Didik J Rachbini. Namun, hanya dua kandidat yang disebut-sebut mendapat dukungan kuat, yakni Hatta yang saat itu menjabat Sekretaris Jenderal PAN dan Soetrisno Bachir yang kala itu menjabat Ketua Majelis Pertimbangan Pusat DPD PAN Pekalongan.

Namun, kemudian Hatta diminta mundur dari pencalonan. Posisi sebagai Menteri Perhubungan dijadikan alasan agar Hatta mundur dari bursa ketua umum. Sebagai menteri, Hatta tak boleh merangkap jabatan ketua umum partai.

Soetrisno yang juga seorang pengusaha sukses pun mulus menduduki kursi ketua umum yang ditinggalkan Amien. Sebagai ketua umum, Soetrisno digadang-gadang menjadi calon presiden/calon wakil presiden pada Pemilu 2009. Namun, ternyata, pada Pemilu 2009, PAN berkoalisi dengan Partai Demokrat, mengusung Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Soetrisno yang telah melakukan sosialisasi dan publikasi besar-besaran justru tak dipilih partainya sendiri menjadi capres atau cawapres.

Penentu kemenangan?

Pengaruh Amien dalam penentuan ketua umum PAN saat dua kongres terakhir tergolong kuat. Karena itu, banyak kalangan memperkirakan calon ketua umum yang didukung Amien-lah yang akan menang.

Jika melihat perkembangan menjelang Kongres IV, Amien sudah terang-terangan mendukung Zulkifli menjadi pengganti Hatta. Hampir di setiap kesempatan, Amien menegaskan PAN harus melakukan regenerasi. Artinya, setiap ketua umum harus bersedia menjabat hanya satu periode. Secara tidak langsung, Amien juga sudah meminta Hatta mundur dari pencalonan.

BERITA TERKAIT

Gencarnya dukungan Amien kepada Zulkifli memunculkan spekulasi bahwa Zulkifli akan memenangi pemilihan Ketua Umum PAN dalam kongres kali ini. Namun, semakin mendekati kongres, Zulkifli terkesan ragu dengan dukungan Amien.

"Kalau Pak Amien bukan soal dukung-mendukung, melainkan soal tradisi bagus bahwa ketua umum cukup satu periode. Kalau faktanya dari calon-calon yang akan maju itu tinggal saya (yang belum pernah menjabat ketua umum), ya itu soal lain," tutur Zulkifli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin lalu.

Ketua DPP PAN Tjatur Sapto Edy juga meyakini Amien tidak akan memaksakan kehendak. Sebagai seorang yang demokratis, Amien dipastikan akan melihat peta dukungan dan aspirasi peserta kongres.

"Dengan jiwa Pak Amien yang demokratis dan bijaksana, kebapakan, beliau pasti melihat kondisi realitas di lapangan. Belum pernah saya melihat beliau memaksakan kehendak," ucap Tjatur, pendukung Hatta.

Apalagi sejak akhir November lalu, Amien menginginkan kongres berjalan demokratis. Semua kader boleh maju atau diajukan menjadi calon ketua umum, dengan syarat tanpa kampanye jahat. Syarat lain, calon yang menang harus merangkul yang kalah.

Sementara jika melihat pengalaman kongres sebelumnya, calon pemenang adalah calon yang meraih dukungan di detik-detik akhir menjelang pemilihan. Dalam Kongres 2010, misalnya, salah seorang anak Amien, Hanafi Rais, sejak awal menjadi tim sukses Dradjad. Keberadaan Hanafi disebut menunjukkan bahwa Amien mendukung Dradjad. Namun, menjelang pemilihan, Amien mendukung Hatta. Bahkan, ia meminta Dradjad mundur.

Dengan begitu, apa pun bisa terjadi dalam Kongres IV yang dibuka Sabtu malam. Apalagi, yang selama ini dikenal dekat dengan Amien, seperti Dradjad, Tjatur, dan Hatta, memilih posisi berseberangan. Saat itulah tuah Amien kembali diuji.

Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas