Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Konsolidasi Kader Demokrat Bukan untuk Aklamasi SBY Jabat Ketum Kembali

"Konsolidasi ini untuk pelaksanaan kongres, bukan untuk aklamasi mendukung Pak SBY sebagai Ketum PD."

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
zoom-in Konsolidasi Kader Demokrat Bukan untuk Aklamasi SBY Jabat Ketum Kembali
TRIBUNNEWS.COM/Andri Malau
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat pleno pengurus harian DPP Partai Demokrat di kantor DPP Partai Demokrat, Kamis (11/12/2014). Rapat pleno itu dilakukan untuk konsolidasi partai yang mengantarkan SBY menjadi presiden keenam Indonesia tersebut. TRIBUNNEWS.COM/Andri Malau 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat menggelar konsolidasi kader dan pengurus di Bali menjelang kongres. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok memastikan konsolidasi diperlukan sebelum kongres.

"Konsolidasi ini untuk pelaksanaan kongres, bukan untuk aklamasi mendukung Pak SBY sebagai Ketum PD. Sehingga konsolidasi ini agar pelaksaaan kongres bisa berjalan baik, tertib dan tidak gaduh," kata Mubarok ketika dikonfirmasi, Jumat (6/3/2015).

Ia memastikan sampai saat ini SBY belum menyatakan kesediaannya kembali jadi Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Sekali lagi, kata Mubarok, konsolidasi kader agar tidak ricuh dalam kongres nanti.

"‎Kalau SBY bilang tak bersedia sekarang atau sebelum kongres, maka kandidat berseliweran dan terjadi kericuhan yang bisa mengakibatkan PD seperti Golkar dan PPP," kata Mubarok.

Saat Kongres Demokrat berlangsung, kata Mubarok, SBY juga belum tentu bersedia dicalonkan menjadi ketua umum.‎ Bisa saja SBY malah menyodorkan satu nama kepada peserta kongres.

"Karena SBY adalah tokoh dunia dan banyak agenda. Ma‎ka bisa menggabungkan demokrasi dan kharisma," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Melihat posisi SBY saat ini, kata Mubarok, kader berpeluang maju sebagai kandidat Ketua Umum Demokrat.‎ "Maju semua setuju. Demokrasi jalan dan ketertiban terjamin. Kalau dibiarkan banyak kandidat, seperti Golkar dan PPP," katanya.

Mubarok mengaku tidak tertarik menjadi Ketua Demokrat.‎ "Saya tidak tertarik tapi panggilan sejarah tidak bisa menolak," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas