Forum Publik FPCI: Ekonomi Harus Menjadi Perhatian di KAA 2015
Salah satunya dalam aspek ekonomi, Duta Besar Yuri Thamrin menyebutkan bahwa kerjasama perdagangan Asia-Afrika semakin berkembang pesat.
Editor: Dewi Agustina
![Forum Publik FPCI: Ekonomi Harus Menjadi Perhatian di KAA 2015](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/simulasi-pengamanan-ktt-asia-afrika_20150409_130724.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumat (10/4/2015) kemarin digelar sebuah forum publik bertema "Asia and Africa: Where are We Now and Where We are Heading" (Asia dan Afrika: Dimana Posisi Kita dan Apa yang Akan Kita Hadapi).
Acara formal yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) ini mengundang seluruh jurnalis di Jakarta.
Berlokasi di Singosari Room, Hotel Borobudur Jakarta, acara ini diisi oleh sejumlah pembicara penting yang relevan dengan tema forum.
Hadir sebagai pembicara saat itu Duta Besar Yuri Thamrin (Director General untuk Asia Pasifik dan Afrika, serta Menteri Luar Negeri), Duta Besar India Gurjit Singh, dan Duta Besar RRC Xie Feng.
Deputi Sekretaris Wakil Presiden untuk Politik, Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar, MA, dalam acara tersebut ditunjuk sebagai moderatornya.
Mengawali forum publik ini, masing-masing dari pembicara mulai memberikan presentasinya mengenai perkembangan dan permasalahan apa yang terjadi setelah dan perbandingannya dengan saat 60 tahun KAA pertama berlalu.
Khusus para duta besar, mereka menggambarkan keadaan pada negaranya masing-masing, yang beberapa di antaranya kini sudah menjadi tantangan diplomasi dunia.
Salah satunya dalam aspek ekonomi, Duta Besar Yuri Thamrin menyebutkan bahwa kerjasama perdagangan Asia-Afrika semakin berkembang pesat.
Tertulis pada slide presentasinya, pada 2012 penghasilan sudah menyentuh angka 270 miliar dolar AS, jauh dari angka saat 1990, yaitu 2,8 miliar dolar AS.
Menekankan pada bidang perekonomian juga, Duta Besar Gurjit Singh berpendapat bahwa justru masalah ekonomi dunia pun harus menjadi perhatian dalam KAA nanti.
"Hal yang perlu menjadi perhatian penting dalam KAA di Bandung nanti adalah tantangan dalam bidang perekonomian dunia, perkembangan dan keseimbangan distribusi global, juga mempromosikan kerjasama multilateral dalam bidang energi dan keamanan," demikian penjabaran Dubes Singh, yang ditulis pula dalam rilis pers FPCI.
Dubes Yuri Thamrin juga mencatat bahwa ada pertumbuhan juga dalam kerjasama antara ASEAN dan Afrika. Dari total 10,7 miliar dolar AS, Indonesia menginvestasikan 2 miliar dolar AS pada Afrika.
"KAA 2015 merupakan kesempatan untuk mempererat kerjasama dalam bidang perdagangan dan pengembangan kapasitas dalam bidang sosial," tambah Dubes Thamrin.
Menurutnya, hal tersebut dapat direalisasikan dengan mempermudah pemberian pinjaman atau kredit, demi mendukung kerjasama Asia-Afrika di bidang perekonomian dan SDM-nya.