Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

3 Tips Bambang Widjojanto untuk Pansel Pimpinan KPK

Wakil Ketua nonaktif KPK Bambang Widjojanto mengatakan ada tiga hal yang harus dipenuhi baik untuk pansel dan calon pimpinan KPK mendatang.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Y Gustaman
zoom-in 3 Tips Bambang Widjojanto untuk Pansel Pimpinan KPK
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Guru Besar UGM Denny Indrayana (kanan), Wakil Ketua KPK non aktif Bambang Widjojanto (BW), dan pengiat anti korupsi setalah bertemu staf khusus Presiden Jokowi di komplek Istana, Jalan Medan Merdeka Utara, Jumat (6/3/2015). Mereka menyampaikan apresiasinya atas apa yang disampaikan Jokowi lewat Mensesneg Pratikno agar kriminalisasi dihentikan. BW juga menyampaikan surat dari pegiat antikorupsi untuk Jokowi. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana percepatan pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK semakin menguat. KPK pun sepakat akan rencana tersebut.

Wakil Ketua nonaktif KPK Bambang Widjojanto mengatakan ada tiga hal yang harus dipenuhi baik untuk pansel dan calon pimpinan KPK mendatang.

Pertama, aspek profesionalitas yakni pemahaman yang utuh terhadap isu antikorupsi. Kata Bambang, kalau pemahamannya tidak utuh, maka antisipasi dia akan bermasalah.

Pria yang akrab disapa BW mencontohkan tata niaga beras. Berdasarkan kajian KPK, banyak masalah korupsi dalam hal ini. Petani tak untung berapa pun harga beras naik.

"Yang dapat untung bukan petani, tapi yang lain. Gula juga sama, karena sembilan kebutuhan pokok ada di situ. Harusnya mulai konsentrasi di situ," ujar BW, Jakarta, Selasa (21/4/2015).

Kedua, integritas. BW mengaku sangat susah mengukur tingkat integritas seseorang. Ia mengacu pada pengalaman banyak orang yang di saat awal menjabat sangat baik, namun terlilit masalah di kemudian hari.

Berita Rekomendasi

"Perlu ada mekanisme untuk kontrol itu. Harus ada panduan untuk profesionalitas dan integritas," beber BW.

Faktor ketiga adalah komunikasi. "Saya pertama pikir penegak hukum harus 'strike', omong berdasar alat bukti. Ternyata perlu, untuk komunikasikan gagasan idenya supaya orang mau terlibat bersama-sama membangun gerakan antikorupsi," paparnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas