Masih Adakah KPK Itu?
Masih ada nggak sih KPK itu? Demikian sebuah pernyataan yang bernada pertanyaan yang disampaikan seorang wartawan di depan semua pimpinan KPK
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Gusti Sawabi
![Masih Adakah KPK Itu?](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pimpinan-kpk-temui-presiden_20150227_193943.jpg)
Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Masih ada nggak sih KPK itu? Demikian sebuah pernyataan yang bernada pertanyaan yang disampaikan seorang wartawan di depan semua pimpinan KPK dalam sebuah acara santai bersama wartawan di auditorium KPK, Jumat (24/4/2015). Hadir juga puluhan wartawan baik media online, cetak dan televisi.
Wartawan tersebut sebenarnya hanyalah sebagai penyambung lidah ungkapan temannya di daerah karena minimnya pemberitaan terkait KPK. Dalam tiga bulan terakhir, KPK bisa dibilang 'mati suri' dalam berbagi informasi. Dalam tiga bulan ini, 'kinerja' KPK diselamatkan operasi tangkap tangan anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan Adriansyah.
Betapa tidak, usai pengangkatan Johan Budi sebagai pelaksana Wakil Ketua KPK, tidak ada lagi pejabat yang mengisi posisi juru bicara. Kabar terbaru (update) tentang pemeriksaan dan lain sebagainya yang biasanya diberikan Johan, langsung menghilang. Asal tahu saja, pernah suatu waktu saat Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha mau konferensi pers, meja yang biasanya dipakai di ruangan tersebut tidak ada. Semua kaget, termasuk Priharsa.
Taufiequrachman Ruki yang didapuk Presiden Joko Widodo menjabat pelaksana wakil ketua KPK memiliki kebiasaan berbeda dengan Abraham Samad. Jika saat masih aktif, wartawan bisa mewawancarai Abraham, jangan lah berharap pada Ruki.
Ruki itu adalah antitesa Samad. Tidak suka berbicara ke media. Pekan lalu, Ruki hendak turun dari mobilnya. Ruki sudah membuka pintu mobilnya. Saat itu masih pagi. Melihat wartawan, Ruki kemudian menutup pintu dan tancap gas ke melalui pintu samping.
"Maaf saudara-saudara, saya paling tidak suka (wawancara) doorstop (cegat). Sejak saya jadi pejabat negara, saya nggak suka doorstop. Terus, nggak suka (ditanya) bagaimana komentar bapak. Saya nggak bisa kasih komentar," kata Ruki menjelaskan sikapnya selama ini, Jumat malam.
Sikap dingin Ruki itu sebenarnya juga hasil suntikan seorang pakar komunikasi politilk. Kata Ruki tanpa menyebutkan nama pakar yang dimaksud, pimpinan sebelumya terlalu banyak berbicara di media. Ruki pun disarankan agar sesedikit mungkin tampil di media. Kata Ruki, itu juga berguna untuk mengontrol laju informasi yang disampaikan ke insan pers. Jaga-jaga kalau ada silap kata.
Dalam acara bincang-bincang santai itu, Ruki sebenarnya meminta maaf. Pensiunan jenderal bintang dua Polri itu mengaku bukannya tidak menganggap wartawan yang selalu 'ngepos' di KPK. Apalagi, di tengah sikap dingin sang jenderal itu, tiba-tiba tampil di sebuah tivi swasta nasional berembel-embel ekslusif.
"Sama sekali tidak terpikir oleh saya untuk tidak mengangap keberadaan anda sebagai insan pers. Minta maaf ternyata teman-teman yang ngepos di KPK kurang saya touch (sentuh), tidak saya touch," kata Ruki.
Kata Ruki, lembaga antirasuah itu dalam tiga bulan terakhir sibuk menghadapi kasus yang menjerat Komisaris Jenderal Budi Gunawan yang saat itu menjabat Kepala Lembaga Pendidikan Polri. Setelah kasus Budi Gunawan, KPK juga sibuk menghadapi beberapa gugatan praperadilan penetapan tersangka. Mereka mengikuti jejak Budi Gunawan yang sukses di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Dua bulan ini masa yang sangat berat untuk saya. Akibatnya berat badan saya tembus 90 (kg) biasanya nggak pernah (karena selalu makan)," kisah Ruki.
Tunjuk Jubir dan Pejabat Lainnya
Singkat cerita, forum tersebut akhirnya menyepakati akan ada perubahan arus informasi di KPK. Pimpinan setuju bahwa lembaga antirasuah itu harus menunjuk juru bicara yang baru sebagai pengganti pimpinan terkait segala sesuatu yang berkaitan dengan KPK atau pemberantasan korupsi.
"Jadi saya bilang ke Pak Johan dari pada kucing-kucingan, kita bikin forum ajalah. Saya janji, untuk meet the press paling tidak sebulan sekali," kata Ruki seraya menyebutkan berita yang layak dipublikasikan.
Ruki juga menjelaskan bahwa pihaknya juga akan kembali merekrut tenaga kerja untuk mengisi berbagai jabatan yang lowong.
Singkatnya, KPK akan selalu memberikan kabar terbaru kepada masyarakat, melalui media, terkait apa yang sudah dikerjakan. Pemberantasan korupsi memang tidak hanya penindakan, namun pencegahan juga memiliki porsi yang besar.
"Kalau ada kegiatan, kami janji akan melakukan konpers tentang apa yang layak dan patut diketahui publik," kata Ruki.
Dari perbicangan tersebut, KPK memang masih hidup. Sebentar lagi, akan kembali menghiasi laman-laman utama media massa seperti sebelumnya. Semoga.