Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nada Bicara Jusuf Kalla Meninggi Disinggung Keluarganya Ingin Bangun Smelter

Apa urusannya? Orang boleh investasi. Orang China boleh investasi, orang pribumi tidak boleh? Melanggar hak asasi kau punya omongan,"

Editor: Y Gustaman
zoom-in Nada Bicara Jusuf Kalla Meninggi Disinggung Keluarganya Ingin Bangun Smelter
TRIBUN/DANY PERMANA
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan keterangan pers bersama Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti terkait penangkapan penyidik KPK Novel Baswedan, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (1/5/2015). Novel ditangkap dengan tuduhan melakukan penganiayaan dalam penanganan kasus saat Novel masih bertugas di Polres Bengkulu 2004 lalu. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nada bicara Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba-tiba meninggi saat dikonfirmasi tentang keterlibatan keluarganya dalam rencana pembangunan smelter mineral di Palopo, Sulawesi Selatan.

Tak hanya itu, JK juga dikonfirmasi apa benar telah menjegal langkah Said Didu untuk duduk sebagai Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral karena diduga akan mengintervensi pembangunan smelter tersebut.

"Kau terlalu jauh ngomong. Apa urusannya? Orang boleh investasi. Orang China boleh investasi, orang pribumi tidak boleh? Melanggar hak asasi kau punya omongan," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (8/5/2015).

Ia menilai pikiran semacam itu telah membuat negeri ini tidak maju, karena selalu mendahulukan asing dibandingkan pengusaha dalam negeri untuk investasi. Ia mengingatkan keluarganya orang Sulawesi Selatan dan hendak membuka usaha di kampung halamannya sendiri.

"Kalau ada yang melarang, bukan sebagai pemilik perusahaan ya, bukan sebagai Wapres, siapa pun yang mau berinvestasi di suatu tempat tertentu yang sah, yang punya izin, siapa pun itu kita akan lawan," ujarnya.

Nada JK kembali menurun ketika pertanyaannya menyinggung hal lain, kali ini soal konflik internal Oartai Golkar. Ia menjelaskan kubu Aburizal Bakrie maupun Agung Laksono harus segera berdamai.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas