Ditanya Punya Ijazah Palsu, Menteri Jonan: Saya Nggak Sekolah
"Wong saya nggak punya ijazah. Orang saya nggak sekolah," kata Jonan
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai sesama pejabat yang bekerja di kabinet, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengaku kaget dengan tuduhan ijazah palsu yang dilayangkan kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya. Begitu mendengar kabar tersebut, Jonan segera mempertanyakan fakta pemberitaan tersebut.
"Ini benar nggak beritanya?" ujar Jonan bertemu awak media di kantornya, Rabu (4/6/2015) malam.
Jonan juga sempat ditanya apakah ia memiliki ijazah palsu saat kuliah. Menanggapi hal tersebut mantan Dirut PT KAI itu dengan bercanda menjawab tidak punya ijazah.
"Wong saya nggak punya ijazah. Orang saya nggak sekolah," kata Jonan disambut gelak tawa dari para staf dan awak media yang hadir.
Jonan pun meragukan pemberitaan miring terkait ijazah palsu yang dimiliki Arief Yahya. Jonan mengetahui latar belakang koleganya tersebut adalah lulusan doktor dari Universitas Padajajaran, Bandung.
"Bukannya dia (Arief) sekolah benar, kan S3 di Unpad," kata Jonan.
Jonan juga berpendapat bahwa Arief Yahya yang dituduhkan dalam pemberitaan, bukan mantan Direktur Utama PT Telkom yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata di kabinet kerja. "Nggak tahu saya, mungkin Arief Yahya yang lain," papar Jonan.
Sebelumnya diberitakan Menteri Pariwisata Arief Yahya disebut pemegang ijazah program Doctor of Philosophy (PhD) abal-abal dari Universitas Berkley. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir, menyatakan Lembaga Manajemen Internasional Indonesia (LMII) dari Universitas Berkley adalah kampus bodong karena izinnya hanyalah sebagai tempat kursus.
Arief Yahya pun membantah pemberitaan tersebut membantah memiliki ijazah palsu dari Universitas Berkley. Arief memaparkan pendidikannya sampai mendapat gelar doktor dan menjadi lulusan terbaik.
"Di S3 Universitas Padjajaran saya lulusan terbaik cumlaude," ujar Arief.
Arief menjelaskan untuk gelar sarjana ia mengambil Elektro di Institut Teknik Bandung. Sedangkan untuk magister Arief mengambil di Msc in Telematics di Inggris. "Tuduhan Itu tidak benar," ungkap Arief.