Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejak Kehadiran Suryadharma Ali, Tahanan Guntur Tidak Mau Salat Jumat ke KPK

Pascakehadiran Suryadharma, para tahanan yang beragama Islam tidak lagi salat Jumat berjamaah di KPK.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Sejak Kehadiran Suryadharma Ali, Tahanan Guntur Tidak Mau Salat Jumat ke KPK
TRIBUN/DANY PERMANA
Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali (memakai rompi tahanan) bersiap menjalani pemeriksaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Senin (8/6/2015). Suryadharma Ali diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penyelenggaraan haji di Kemenag pada tahun 2012-2013. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan ada perbedaan kondisi Rumah Tahanan KPK Cabang Pomdam Guntur setelah kehadiran bekas Menteri Agama, Suryadharma Ali.

Pascakehadiran Suryadharma, para tahanan yang beragama Islam tidak lagi salat Jumat berjamaah di KPK.

"Semenjak tahanan atas nama Suryadharma Ali menjadi penghuni Cabang Rutan KPK Guntur, seluruh tahanan tidak ada yang mau untuk melaksanakan salat Jumat di gedung KPK," kata Pelaksana Ketua KPK, Taufiequrachman Ruki, di kantornya, Jakarta, Selasa (23/6/2015).

Menurut Ruki, mobil tahanan KPK biasanya menjemput para tahanan di Guntur untuk dibawa ke KPK.

Namun para tahanan tersebut mengutarakan berbagai alasan mereka tidak berkenan salat Jumat di KPK.

Ruki sendiri belum menjawab apakah akan memindahkan Suryadharma Ali dari Rutan Guntur.

Kata Ruki, pihaknya berharap agar memaafkan Suryadharma yang telah membuat surat penistaan agama ke DPR.

Berita Rekomendasi

"Sementara ini bulan puasa, kita memaafkan. Mudah-mudahan Allah memaafkan," tukas Ruki.

Sebelumnya, Suryadharma mengirimkan surat ke DPR pada 5 Juni 2015 terkait penistaan agama Islam yang dilakukan KPK.

Dalam surat tersebut, bekas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu mengungkapkan KPK membatasi kegiatan tahanan untuk beribadah.

Siap Mundur

Pelaksana tugas Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)Taufiequrrachman Ruki menegaskan dirinya akan mundur sebagai pimpinan KPK jika terbukti ada petugas KPK melarang tahanan KPK melakukan salat Jumat.

"Kalau terbukti ada, saya akan pecat petugas KPK itu dan saya akan mundur dari pimpinan KPK. Ini soal prinsip," ujar Ruki dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (18/6/2015).

Ruki meluruskan, saat itu ada tahanan yang berada di rutan Guntur ingin salat Dzuhur.

Karena di dalam rutan tidak ada masjid sehingga tahanan tersebut diizinkan keluar untuk salat di masjid terdekat.

Namun, Ruki mengatakan setelah salat Dzuhur, tahanan tersebut melakukan doa dzikir di masjid tersebut.

Padahal, penjaga sudah mewanti-wanti apabila selesai salat, segera kembali ke dalam rutan.

"Namanya sedang dalam masalah pasti akan berdoa kan," kata Ruki.

Ruki pun menegaskan dirinya biasa menunaikan ibadah salat Jumat bersama para tahanan ketika menunaikan di Gedung KPK.

Karena itu ia meyakini tidak ada petugasnya yang melarang tahanan tidak shalat.

"Kami tidak pernah melarang salat. Bahkan kalau salat Jumat kami bersama teman-teman yang sedang berurusan hukum," ucap Ruki.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas