Bandeng Presto, Oleh-oleh Terakhir Sandy untuk Paman
Kedatangan Sandy dan keluarga saat itu adalah untuk silaturahmi setelah dirinya menjalani masa pendidikan TNI AU selama enam bulan di Jakarta.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meja bundar berwarna cokelat di ruang makan, rumah Sriyono, Jalan Kyai Haji Taisir, Palmerah, Jakarta Barat menjadi saksi bisu pertemuan terakhir Kapten Sandy Permana dengan paman dari istrinya tersebut.
Saat itu Sandy ditemani istrinya Nana Hapsari serta kedua buah hatinya Putri (3,5) dan Zahira (1,5), membawakan oleh-oleh khas Semarang, yaitu bandeng presto kepada Sriyono. Pertemuan tersebut tepat sehari sebelum memasuki Ramadan, Rabu (17/6/2015).
Kedatangan Sandy dan keluarga saat itu adalah untuk silaturahmi setelah dirinya menjalani masa pendidikan TNI AU selama enam bulan di Jakarta.
Dirinya juga menyempatkan untuk berterima kasih kepada Sriyono karena telah menjenguk saat Sandy mengalami cedera saat pelatihan.
Tidak ada firasat sama sekali dari benak Sriyono saat pertemuan tersebut kalau Sandy akan menjadi korban pesawat Hercules yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6/2015).
"Tidak ada firasat apa-apa. Pas bertemu dia berterima kasih karena sudah dijaga pas di sakit." ujar Sriyono.
Sehari-hari Sandy tinggal di rumah dinas Kompleks TNI AU, Malang. Dirinya juga memiliki rumah pribadi di Perumahan Tulus Harapan Blok B 13/11, Semarang, Jawa Tengah.
Namun karena Sandy menjalani pendidikan selama enam bulan di Jakarta, rumah terdekat yang sering disambangi adalah rumah Sriyono.
Kapten Penerbang Sandy Permana, adalah pilot pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jln Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6/2015).
Sandy menerbangkan pesawat yang mengangkut logistik dari Pangkalan Udara Soewondo, Medan, menuju Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.