Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Jangan Lengah Antisipasi Gerakan Radikalisme dan Terorisme

Untuk itu, antisipasi dan pencegahan paham tersebut tidak boleh berhenti, apapun keadaannya

zoom-in Jangan Lengah Antisipasi Gerakan Radikalisme dan Terorisme
Kompas.com
Dalam video terbarunya, ISIS memperlihatkan lima orang tawanan yang dimasukkan ke dalam kerangkeng yang kemudian ditenggelamkan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan paham radikalisme dan terorisme diprediksi akan terus tumbuh seiring dengan perjalanan peradaban manusia.

Untuk itu, antisipasi dan pencegahan paham tersebut tidak boleh berhenti, apapun keadaannya.

Pakar psikologi yang juga Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk mengakui, akhir-akhir ini, terutama di bulan Ramadan ini, pergerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia cenderung menurun.

Namun bukan berarti, kewaspadaan dan pencegahan paham radikalisme dan terorisme ini boleh dilonggarkan.

“Tetap harus diperkuat, bahkan ditingkatkan. Jangan sekali-kali lengah, karena tingkat radikalisme para pengikut gerakan itu sudah tertanam dalam isi kepala, hati, dan sikap dia. Kalau belum dilakukan deradikalisasi (mengubah sikap), jangan harap mereka akan sadar,” kata Prof Hamdi di Jakarta, Jumat (3/6/2015).

Menurut Hamdi Muluk, saat ini, kesempatan mereka melakukan aksi sangat sulit. Itu tidak lepas dari semakin intensifnya langkah-langkah pencegahan radikalisme dan terorisme yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) serta upaya penindakan yang dilakukan Densus 88 Polri.

“Apa yang dilakukan BNPT dan Densus 88 sudah cukup efektif, meski harus terus ditingkatkan. Saat ini, dari kacamata saya, para pengikut paham radikalisme dan terorisme itu tidak bisa bebas bergerak karena sejauh ini aparat berhasil melakukan pembekuan dan memantau gerakan mereka secara intensif,” ujar Hamdi.

Berita Rekomendasi

Intinya, lanjut Hamdi, pekerjaan kontra radikalisme dan terorisme ini tidak akan pernah selesai. Itu karena ideologi atau ayat-ayat yang menjustifikasi mereka menjadi radikal itu memang ada.

Seperti paham-paham radikalisme yang dibuat Salafy Jihadi dan Abdullah Azzam.

“Selagi buku-buku karangan mereka untuk menyebarkan ajaran itu masih ada, maka paham radikalisme dan terorisme akan tetap mengancam kedamaian di muka bumi ini,” tukas Hamdi.

Terbukti, lanjut Hamdi, gerakan-gerakan radikalisme itu bermunculan.

Setelah era Jemaah Islamiyah (JI), Al Qaeda, kini muncul gerakan yang lebih radikal yaitu Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Itu adalah bukti radikalisme dan terorisme akan terus berkembang dalam perjalanan peradaban di dunia ini.

“Dari situlah upaya pencegahan dan deradikalisasi bagi mantan pelaku teroris harus digalakkan untuk mencegah meledaknya aksi-aksi brutal yang bisa timbul dari pelaku radikalisme dan terorisme. Artinya, pekerjaan kontra radikalisme akan berlangsung panjang. Ibarat tumbuhan, kita tidak boleh membiarkan lahan mereka menjadi subur,” tutur Prof Hamdi.

Selain itu, tambah Hamdi, kondisi sebuah negara juga menentukan terkait pencegahan radikalisme dan terorisme itu.

Seperti di Indonesia, selain langkah-langkah pencegahan oleh BNPT dan penindakan oleh Densus 88 Polri, kondisi negara yang kondusif baik itu demokrasi, keadilan, kesejahteraan, dan pendidikan penduduk juga bisa meredam ajaran radikalisme tersebut.

“Tapi sekarang Indonesia masih bisa dibilang masih jauh dari harapan diatas. Jadi proses untuk menciptakan perdamaian itu harus dilakukan lebih intensif. Tidak hanya mencegah agar orang tidak mengikuti ajaran mereka, tetapi juga menyadarkan orang-orang yang pernah mengikuti ajaran itu. Kalau orang-orang ini tidak disadarkan, bisa saja mereka akan kembali mencari teman dan menyebarkan ajaran radikalisme tersebut. Inilah yang harus kita lakukan secara bersama-sama baik dari lembaga terkait maupun masyarakat,” pungkas Prof Hamdi Muluk.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas