TNI AU Belum Butuh Bantuan Investigasi Jatuhnya Hercules
Dwi yang telah melakukan pengecekkan ke lokasi kejadian menyampaikan, saat ini ada sekitar 50 anggota tim investigasi
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TNI Angkatan Udara belum memerlukan bantuan luar untuk menginvestigasi penyebab jatuhnya pesawat Hercules C-130 Tipe B di Medan, Sumatera Utara. Tim investigasi TNI AU yang terdiri dari beberapa kedinasan dianggap masih mampu untuk melaksanakan tugas tersebut.
"Untuk investigasi sementara, belum perlu bantuan," ujar Kadispen TNI AU, Marsekal Pertama Dwi Badarmanto.
Dwi yang telah melakukan pengecekkan ke lokasi kejadian menyampaikan, saat ini ada sekitar 50 anggota tim investigasi yang tengah bekerja di lokasi kejadian.
Tim investigasi gabungan TNI AU terdiri dari Dinas Keselamatan Penerbangan dan Kerja, Dinas Aero, Dinas Material, Diskolem dan Lambangja. "S
Menurut Dwi, tim investigasi tersebut akan bekerja sampai diketahui penyebab pasti kecelakaan pesawat Hercules atau sampai batas waktu yang belum ditentukan. Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyampaikan hasil kerja tim investigasi tersebut akan disampaikan paling cepat dua minggu setelah kejadian.
"Semua material sisa pesawat kami kumpulkan di Lanud Soewondo. Dan sudah ada beberapa truk yang mengakut material-material pesswat," jelasnya.
Menurut Dwi, meski saat ini belum memerlukan bantuan, nanti pada saatnya pihak TNI AU akan melibatkan ahli dari luar termasuk dari pabrikan Hercules C-130, Lockheed Martin dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Kami akan libatkan semua, termasuk ahli, KNKT, kalau diperlukan ahli dari pabrikan Amerika Serikat sana," ujarnya.
Lockheed Martin merupakan pabrikan Hercules C-130. Dan Lockheed Martin bermarkas pusat di Bethesda, Maryland, Amerika Serikat.
Indonesia menjadi salah satu operator perdana C-130 Hercules di belahan selatan dunia. Dan Skuadron Udara 32 merupakan skuadron udara transport berat yang semua armadanya terdiri dari C-130B dan dua C-130H (bodi panjang), yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.