Kemendagri Sudah Mengetahui Penyebab Terjadinya Insiden Tolikara
Kementerian Dalam Negeri terus berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan Intelijen untuk menekan potensi meluasnya kerusuhan di Papua
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri terus berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan Intelijen untuk menekan potensi meluasnya kerusuhan di Papua, menyusul peristiwa di Kabupaten Tolikara.
Peristiwa yang terjadi pada Jumat (17/7/2015), berakibat sejumlah kios, mushala terbakar dan sejumlah orang terluka.
"Terkait kasus Tolikara jajaran KesbangPol (Kesatuan Bangsa dan Politik) Kemendagri se-Indonesia senantiasa koordinasi dengan aparat intelijen daerah dan aparat keamanan, dan mengeluarkan radiogram (ke Kesbangpol) agar masyarakat tidak perlu terpancing situasi," kata Mendagri Tjahjo Kumolo, Minggu (19/7/2015).
Sementara Penyebab kerusuhan di bumi Cendrawasih itu, kata Tjahjo, pihaknya sudah mengetahui. Berdasarkan informasi dikumpulkan dari Kesbangpol, pada 17 Juli itu, kerusuhan terjadi sekitar pukul 07.00 WIT di lapangan Makoramil 1702-11 atau Karubaga distrik, Kabupaten Tolikara.
"(Saat itu) berlangsung kegiatan salat Idul Fitri 1436H yang dipimpin oleh Ustaz Junaedi dan Jemaat GIDI sedang melaksanakann seminar internasional yang dipimpin oleh Pendeta Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (selaku Kordinator Lapangan)," kata Tjahjo mengutip laporan Kesbangpol Kemendagri.
Adapun kronologi lengkap berdasarkan laporan Kesbangpol Kemendagri sebagai berikut :
1. Tanggal 11 Juli 2015 telah memberikan surat selebaran yang mengatasnamakan Jemaat GIdi dan berisi "GIDI Wilayah Toli, selalu melarang agama lain dan gereja Denominasi lain tidak boleh mendirikan tempat-tempat ibadah lain di Kabupaten Tolikara" dan melarang berlangsungnya kegiatan ibadah Salat Id umat muslim di Kabupaten Tolikara yang ditandatangani Pdt. Mathen Jingga S.Th Ma dan Pdt. Nayus Wenda S.Th
2. Pukul 07.00 WIT saat jamaah muslim akan memulai kegiatan Salat Id di Lapangan Makoramil 1702 11 atau Karubaga, Pdt. Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo menggunakan megaphone berorasi untuk tidak melaksanakan ibadah Solat Id di Tolikara.
3. Pukul 07.05 WIT, saat memasuki Takbir ke 7 Salat Id massa dari Pdt. Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (Koorlap) mulai berdatangan dan melakukan aksi pelemparan batu dari Bandara Karubaga dan luar Lapangan Makoramil 1702-11/Karubaga yang meminta secara paksa untuk membubarkan kegiatan Salat Id dan mengakibatkan kepanikan jamaah Salat Id yang sedang melaksanakan Salat
4. Pukul 07.10 WIT Massa dari Pdt. Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (Korlap) mulai melakukakan aksi pelemparan batu dan perusakan kios-kios yang berada di dekat dengan Masjid Baitul Mutaqin.
5. Pukul 07.20 WIT, aparat keamanan berupaya membubarkan massa dengan mengeluarkan tembakan namun massa semakin bertambah dan melakukan pelemparan batu kepadan aparat keamanan.