Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rizal Ramli: Minta Pak Jusuf Kalla Ketemu Saya

Rizal Ramli meminta JK membuktikan pernyataannya terkait proyek Pembangkit Listrik 35.000 Megawatt (MW).

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Rizal Ramli: Minta Pak Jusuf Kalla Ketemu Saya
Photo/MG/SEPTYONAKA TRIWAHYUDI
Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli Sertijab menggantikan Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman, Indroyono Soesilo. dalam reshuffle kabinet Presiden Jokowi, Rabu (13/8/2015) di Jakarta. Reshuffle keenam menteri yang dilantik yaitu Darmin Nasution sebagai Menteri Koordinator Perekonomian menggantikan Sofyan Djalil, Thomas Lembong sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Rachmat Gobel, Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhi Purdijatno, serta Rizal Ramli sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo. Sofyan Djalil pada kesempatan tersebut juga dilantik sebagai Kepala Bappenas menggantikan Andrinof Chaniago. Pergantian juga dilakukan pada posisi Sekretaris Kabinet, yaitu dari Andi Widjajanto ke pejabat barunya, Pramono Anung. (Tribunnews.com/MG/SEPTYONAKA TRIWAHYUDI) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menantang Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membuktikan pernyataannya terkait proyek Pembangkit Listrik 35.000 Megawatt (MW).

"Kalau mau paham, minta Pak Jusuf Kalla ketemu saya, kita diskusi di depan umum," ujar Rizal usai ratas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (18/8/2015).

Mantan Menteri Perekonomian di era almarhum Presiden Abdurrachman Wahid atau Gus Dur ini kemudian enggan menyampaikan pernyataannya lagi. Ia pun langsung meninggalkan kantor Presiden.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritik balik pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli yang menilai proyek pembangkit listrik 35.000 MW tidak masuk akal. Menurut Kalla, Rizal sedianya memahami terlebih dahulu persoalan yang ada sebelum ia menyampaikan kritik.

"Tentu sebagai menteri, harus pelajari dulu sebelum berkomentar. Memang tidak masuk akal, tetapi menteri harus banyak akalnya. Kalau kurang akal pasti tidak paham itu memang. Itu kalau mau 50.000 megawatt pun bisa dibuat," kata Kalla di Kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (18/8/2015).

Kalla menyampaikan bahwa pengadaan pembangkit listrik 35.000 megawatt merupakan suatu kebutuhan. Infrastruktur kelistrikan harus dibangun sebelum membangun industri.

"Listrik itu prasarana, artinya sebelum kita membangun, prasarana itu harus ada. Sebelum industri bangun, listriknya harus ada, listriknya dilebihkan, jangan pas-pasan, harus dilebihkan, semua negara begitu," ujar Kalla.

Berita Rekomendasi

Wapres juga membantah jika disebut proyek pembangkit listrik itu proyek ambisius Kalla yang belum tercapai ketika ia menjabat Wapres mendampingi Susilo Bambang Yudhdoyono. Kalla menegaskan bahwa proyek ini merupakan proyek pemerintah yang diresmikan Presiden Joko Widodo.

"Karena yang meresmikan kan Presiden, bukan saya. Policy (kebijakna) pemerintah, Pak Jokowi yang meresmikannya, berarti memandang kurang pantas Pak Jokowi kalau begitu kan," tutur Kalla.

Sebelumnya Rizal Ramli mengatakan bahwa target pemerintah membangun pembangkit listrik 35.000 megawatt terlalu sulit dicapai. Bahkan, dia menilai bahwa proyek yang dicanangkan Jokowi hinga 2019 itu tak masuk akal.

"Saya akan minta Menteri ESDM dan DEN (Dewan Energi Nasional) untuk lakukan evaluasi ulang mana yang betul-betul masuk akal. Jangan kasih target terlalu tinggi tapi capainya susah, supaya kita realistis," ujar Rizal Ramli di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas