Indroyono Soesilo, Main Organ, Berkebun dan Ingin Berbakti kepada Ibunda
Indroyono mengakui ada beberapa hobi dan kesenangan pribadi yang harus ia kesampingkan sejak hari pertama menjadi menteri.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mulanya jenjang karir seorang Indroyono Soesilo terbilang moncer. Namun, usai diberhentikan dari posisi Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman oleh Presiden Jokowi pada 12 Agustus 2015, Indroyono bersedia ditawarkan jadi Penasihat Kehormatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Arief Yahya.
Sebelumnya, menteri hingga deputi kepariwisataan berada di bawah Kemenko Kemaritiman pimpinan Indroyono.
"Sehari setelah sertijab, saya ditawarkan menjadi penasihat menteri pariwisata, Arief Yahya, yang bertugas untuk pengembangan wisata kebaharian dan mendatangkan wisatawan dari Eropa. Tugas saya misalnya jadi pembicara atau nara sumber di Bali untuk wisata bidang terumbu karang," ungkap Indroyono saat berbincang dengan Tribunnews di kediaman pribadinya, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Indroyono mengaku tidak berpikir panjang saat menerima tawaran dari Arief Yahya tersebut. Sebab, latar belakang karir profesionalitas juga concern terhadap wisata bahari dan telah mengunjungi lebih 90 negara.
"Jadi menteri, public figure itu nggak boleh marah, harus bisa tersenyum terus walau bagaimana pun keadaannya. Disorot media, nggak boleh buat kesalahan di mata bawahan. Kalau kasih arahan saya usahakan tidak boleh lakukan kesalahan. Itu berat, mas," kata Indroyono.
Begitu pengakuan Indroyono saat mengenang kembali pengalamannya selama 10 bulan menjadi Menko Kemaritiman Kabinet Kerja Jokowi-JK.
Indroyono mengakui ada beberapa hobi dan kesenangan pribadi yang harus ia kesampingkan sejak hari pertama menjadi menteri. Di antaranya berkebun, main organ dan menulis.
"Waktu jadi menteri, karena padat dan banyaknya tugas, jadi menteri itu saya nggak tahu jam dan hari. Tahunya tanggal. Saking sibuknya, saat saya sedang datangi suatu agenda acara, pikiran saya sudah melayang ke acara berikutnya. Tapi, itu berkah, sebuah tantangan dan suatu kehormatan sendiri buat saya bisa bantu presiden," ungkapnya.
"Salah satu kesukaan saya main organ. Waktu jadi menteri, paling sesekali saja bisa main organ setelah kerjaan selesai, yah di atas jam 10 malam. Kalau nggak salah, paling cuma sempat dua kali main organ selama saya jadi menteri," sambungnya.
Hobi Indroyono bertambah sejak ia berumah tangga bersama sang istri, Nining Sri Astuti dan dikaruniai tiga anak, yakni berkebun.
Oleh karena itu, sehari setelah menyerahkan jabatan Menko Kemaritiman kapada Rizal Ramli, Indroyono langsung "menyicil" memindahkan sejumlah barang pribadinya dari rumah dinas di Jalan Widya Chandra ke rumah pribadinya, termasuk sejumlah tanaman kesukaannya.
Rumah dengan konsep minimalis di atas lahan 500 meter persegi di bilangan Pondok Labu tersebut sempat ia tinggalkan sejak bertugas menjadi salah satu direktur FAO dan menetap di Italia, Roma.
Tempat Indroyono untuk berkebun berada di lahan sekitar seluas 15x7 meter persegi dan terletak di bagian belakang rumahnya.
Saat kembali ke rumah pribadinya itu, ia pun langsung melongok, merapikan hingga menyirami sejumlah tanaman yang ada kebun kecilnya itu.
Bagi Indoroyono, berkebun memberikan kebahagian tersendiri di hatinya. Apalagi, jika hal itu bisa dilakukan di sela padat dan beratnya pekerjaan kantor.
"Saya lebih menikmati saat-saat berkebun dan menyirami tanaman. Saya memang senang tanaman. Dan baru kemarin-kemarin setelah tak jadi menteri saya bisa berkebun lagi," ucapnya.
Selain itu, Indroyono pun kesulitan membagi waktu untuk hobi menulisnya saat bertugas menjadi menteri. Padahal, hobinya yang satu itu sudah dilakoninya sejak lulus kuliah.
"Salah satu hobi saya, menulis buku. Saya sudah menulis 13 buku. Ini buku-buku karya saya," ujar Indroyono saat menunjukkan belasan buku tebal yang berdiri rapi di sebuah lemari ruang tamu rumahnya.
Indroyono mengakui, dirinya hanya mempunyai sedikit waktu berkumpul bersama anak dan istri selama 10 bulan bertugas menjadi menteri. Hari-harinya lebih banyak dihabiskan untuk pekerjaan kantor mengingat kementerian yang dipimpinnya merupakan kementerian baru.
Bahkan, ia jarang bisa bertemu dan bermain bersama dua cucunya.
"Nah, sekarang saya bisa punya banyak waktu untuk main dengan dua cucu saya," ujar Indroyono yang kini menginjak 60 tahun.
"Saya lebih menikmati saat-saat berkebun dan menyirami tanaman. Saya memang senang tanaman. Dan baru kemarin-kemarin setelah tak jadi menteri saya bisa berkebun lagi," katanya.
Dengan sejumlah kemampuan yang dimilikinya, Indroyono akui masih bisa berperan langsung mengabdi membangun Indonesia dan dunia.
Namun, saat ini ada pengabdian yang tidak kalah penting yang harus dilakukannya, yakni kepada sang ibunda yang kini berusia 85 tahun.
"Di FAO itu enak, gaji besar dan punya beberapa keistimewaan. Tapi, ibu saya sekarang sudah 85 tahun. Kasihan ibu dengan usianya itu kalau tidak ada yang menjaga dan mengurusinya total," ucapnya.
Indroyono Soesilo merupakan putra dari Menteri Parpostel dan Menko Polkam Soesilo Soedarman.
Setelah sang ayah berpulang, ibunda Indroyono tinggal di sebuah rumah di bilangan Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Saya lima bersaudara, satu anak meninggal. Saya anak laki-laki pertama, saya merasa bertanggung jawab untuk menjaga ibu," ucapnya. (coz)