Giri Diklarifikasi Soal Kedekatan dengan Perempuan di KPK
Giri mengaku tidak mengetahui bagaimana bisa ada info atau kabar burung tentang dirinya yang mempunyai kedekatan dengan bawahan perempuan itu.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon pimpinan KPK yang saat ini menjabat Direktur Gratifikasi, Giri Supradiono diklarifikasi tentang kedekatannya terhadap seorang bawahannya di KPK.
Klarifikasi ini disampaikan anggota Panitia Seleksi (Pansel) pimpinan KPK, Supra Wimbarti kepada Giri saat menjalani uji wawancara terbuka di kantor Sekretariat Negara (Setneg), Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Wimbarti membuka pertanyaan dengan menyampaikan, bahwa Giri dengan usia muda, 41 tahun dan ketampanan wajahnya telah menduduki jabatan strategis di KPK. Banyak godaan jika kelak dia terpilih menjadi pimpinan KPK.
Lantas Wimbarti mengklarifikasi info yang masuk ke Pansel pimpinan KPK, bahwa Giri selaku direktur di KPK sering memberikan tugas kepada seorang bawahan perempuannya karena faktor kedekatan pribadi.
"Anda pernah memberikan tugas kepada dua orang pegawai, satu laki-laki dan perempuan. Tugas untuk pegawai laki-laki memang kompeten sesuai bidangnya. Tapi bagi si perempuan tidak, karena pemberian tugas adalah karena kedekatan pribadi, Anda ingat mengenai hal ini?" tanya Wimbarti.
Giri membantah info tersebut. Giri mengakui dirinya salah seorang direktur termuda di KPK dan mempunyai beberapa bawahan. Namun, pemberian tugas kepada para bawahannya itu semata karena kemampuan dan keahlian masing-masing.
"Jadi, tidak benar saya menugaskan karena bukan keahliannya. Jadi, pemberian tugas bukan basis gender. Hanya kalau orang melihat lain, itu masalah persepsi dan di direktorat yang saya jalankan membawahi lima bidang, saya memberikan tugas kepada yang punya keahlian dan tidak berdasarkan gender," kata Giri.
Giri mengaku tidak mengetahui bagaimana bisa ada info atau kabar burung tentang dirinya yang mempunyai kedekatan dengan bawahan perempuan itu.
Giri meyakinkan para anggota Pansel pimpinan, bahwa dirinya bisa membuktikan kabar itu adalah bohong. Pembuktian itu bisa dilihat dari key performance indicator dirinya terhadap penugasan kepada bawahan perempuan tersebut.
"Tapi, memang ada risiko hal-hal ini bisa menyerang saya. Kalau Pansel mau melakukan pembuktian, akan saya berikan," ujarnya.
Menurut Giri, dengan pengalaman dirinya sebagai National Project Coordinator (NPC) on Gender Mainstreaming as Population 2001-2005, maka tidak ada di dalam benaknya untuk bermain-main dengan wanita dalam melaksanakan tugas.
Selain itu, lanjut Giri, sebagaimana tulisan dalam makalahnya selaku calon pimpinan KPK, internal lembaganya saat ini mempunyai aturan ketat terkait etika, yakni tidak menolerir terhadap hal semacam itu.
"Tapi dari pengalaman, orang kadang punya persepsi lain dan kadang di KPK menjadi orang baik tidak cukup, fitnah selalu ada," ucapnya.
Lebih jauh Wimbarti menanyakan antisipasi Giri agar terhindar dari pelanggaran selingkuh tersebut mengingat dirinya terbilang masih muda, ganteng dan jabatan di KPK.