Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Harus Lakukan Terobosan Baru untuk Bangkitkan Ekonomi

Pemerintah segera mengeluarkan satu paket besar kebijakan ekonomi untuk memperbaiki kondisi perekonomian nasional

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Sanusi
zoom-in Pemerintah Harus Lakukan Terobosan Baru untuk Bangkitkan Ekonomi
Istimewa
Bahlil Lahadalia 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah segera mengeluarkan satu paket besar kebijakan ekonomi untuk memperbaiki kondisi perekonomian nasional. Rencananya paket kebijakan itu akan dirilis minggu depan.

Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) berharap agar dalam paket besar itu memiliki terobosan baru dan membangkitkan optimisme dunia usaha dan pasar akan perekonomian nasional.

"Kalau hanya repackaging bahan dari yang sudah-sudah atau yang lama, ya bisa anti klimaks lagi. Kita harapkan ada terobosan baru dan mampu bangkitkan optimisme dunia usaha dan pasar," kata Ketua Umum BPP Hipmi Bahlil Lahadalia di Jakarta, Minggu (30/8/2015).

Menurutnya, kebijakan besar yang akan diambil pemerintah tidak bisa hanya biasa-biasa saja atau sekedar memoles-moles apa yang sudah ada. Tapi harus ada sesuatu yang besar, baru, bersifat fundamental, konkrit, dan berdampak langsung dalam jangka pendek sehingga dunia usaha dan pasar merespon secara positif bahkan antusias memperkuat ekonomi dan investasi domestik.

Bahlil mengatakan, belajar dari pengalaman sebelumnya, paket-paket ekonomi sebelumnya hanya disambut dingin oleh investor, dunia usaha, dan pasar. Dia mencontohkan, di paket-paket sebelumnya tidak ada terobosan disektor pembiayaan. Meskipun insentif fiskal sudah berjubel, namun pembiayaan dari lembaga keuangan tetap saja seperti seperti biasa.

Sebab itu, Hipmi berharap agar cakupan paket kebijakan ini tersinergi dengan lembaga-lembaga seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia agar kebijakan nantinya dapat lebihfeasible secara makro prudensial namun juga dapat mendorong sektor peran keuangan lebih ekspansif. Bahlil mengatakan, saat ini terjadi ketimpangan (gap) yang besar antara sektor keuangan dan sektor riil. Di satu sisi, sektor keuangan tumbuh atraktif, disini lain sektor riil semakin terpuruk.

"Contoh lagi disituasi semacam sekarang saja, NIM (net interest margin) bahkan naik menjadi di atas 5 persen. Sedangkan industri non migas lainnya terus menurun, lama-lama bisa dibawah 6 persen," kata Bahlil.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas