Alat Kontrasepsi Terbatas, BKKBN Dorong Metode Vasektomi
BKKBN juga mendorong menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang seperti spiral (IUD) yang sampai saat ini masih tersedia cukup banyak
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Surapaty akan mendorong metode kontrasepsi bagi pria yakni vasektomi.
Langkah ini dilakukan untuk menghadapi fakta habisnya ketersediaan alat kontrasepsi suntik dan pil jumlah di sejumlah daerah.
"Ada keluhan di sejumlah daerah mengenai keterbatasan alat kontrasepsi KB yakni suntik dan pil," kata Surya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi 9 DPR RI, Senin (31/8/2015).
Vasektomi adalah salah satu metode pengendali kelahiran atau KB khusus pria dimana saluran sperma yang berfungsi membawa sperma dari skrotum ke testis dipotong sehingga tidak ada sperma yang keluar bersama air mani ketika ejakulasi.
Saat ini, alat kontrasepsi sedang proses pengadaan atau tender. Jika berjalan sesuai rencana bulan September, Oktober sudah bisa dikirim ke daerah.
BKKBN juga mendorong menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang seperti spiral (IUD) yang sampai saat ini masih tersedia cukup banyak.
"Sampai saat ini suntik dan pil masih jadi pilihan terbanyak peserta program KB. Minat ke UID kurang karena memang belum tersosialisasikan secara baik," katanya.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1991-2012, pada 2012, penggunaan alat kontrasepsi pria hanya 2 persen, yakni 0,2 persen vasektomi dan 1,8 persen penggunaan kondom.
Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 di mana penggunaan kontrasepsi pria hanya 1,5 persen.