Mahasiswa Universitas Tarumanegara Juara Kompetisi Animasi se-Asia
Animasi buatan mahasiswa Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta menorehkan prestasi menang lomba Asiagraph Reallusion Award 2015.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemampuan membuat animasi mahasiswa Indonesia sepertinya tidak bisa dipandang sebelah mata.
Faktanya, animasi buatan mahasiswa Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta menorehkan prestasi menang lomba Asiagraph Reallusion Award 2015 di Universitas Yuan Ze Taiwan akhir pekan lalu.
Bahkan, tim mahasiswa Prodi DKV-FSRD Untar yang membuat film animasi pendek berjudul Self Image berhasil mengalahkan tim Bang-bang dari Tokyo University of Technologi-School of Media Science yang dibimbing Kenji Watanabe, Director film Ultraman.
Tim yang terdiri dari Sandi, Regina dan Cindy Elizabeth Octavian meraih juara Best Creative dan berhak atas hadiah 10 ribu dolar AS.
"Awalnya gugup juga apalagi melihat pesertanya 300 tim dari seluruh Asia. Tapi kami percaya diri saja," kata Sandi, Jumat (4/9/2015).
Sandi mengaku, sebelum berangkat ke Taiwan, ia bersama dua temannya memang ditempa terlebih dahulu oleh dosen pembimbing, Sonny Adi Purnomo.
"Tiap hari kita ditempa dengan memberikan latihan-latihan. Apalagi temanya baru ditentukan jelang pelaksanaan," kata Regina.
Mengingat temanya belum ditentukan, tim harus siap menghadapi segala kemungkinan.
"Begitu telah dimulai kompetisi kita segera berbagi tugas mengingat waktu yang diberikan hanya 48 jam untuk membuat film animasi selama 3 menit," katanya.
Sonny mengatakan, awalnya timnya ini tidak diunggulkan dalam ajang tahunan ini.
"Kami hanya ingin berpartisipasi dalam ajang ini. Ini keikutsertaan pertama kami tapi justru menjadi juara dan mengalahkan tim luar negeri," katanya.
Kompetisi film animasi 2 dimensi dan 3 dimensi yang diikuti tim DKV Untar ini merupakan salah satu kompetisi animasi tingkat regional di Asia khusus mahasiswa dan SMU sejak 2010.
Rektor Universitas Tarumanegara Prof Ir Roesdiman Soegiarso M.Sc Ph.D menyatakan, mengikuti kompetisi bertaraf internasional sebagai upaya menghadapi globalisasi dan persaingan yang kompetitif.
"Pencapaian ini menambah daftar dosen dan mahasiswa yang berprestasi di taraf internasional," katanya. (Eko Sutriyanto)