TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho pihaknya memprediksi potensi kebakaran lahan dan hutan di sejumlah wilayah semakin meningkat sampai akhir November 2015.

Terlebih kondisi cuaca saat ini terjadi kemarau yang sangat panjang.

Karena itu, pemerintah kata Sutopo, terus melakukan upaya yang intensif guna meminimalisir potensi serta dampak kebakaran hutan dan lahan tersebut.
Apalagi, saat ini sudah selain di Sumatera dan Kalimantan, kata Sutopo, sudah muncul titik-titik api di Maluku dan Papua.

Persentasinya sudah lumayan banyak, bahwa sudah ada sekitar 323 titik api di Maluku, 59 titik api di Maluku Utara, 261 titik api di Papua, serta 17 titik api di Papua Barat.

"Sehingga menurut kami pencegahan lebih efektif dibandingkan dengan pemadaman," kata Sutopo di kantor BNPB, Jl Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (23/9/2015).

Sementara titik-titik api yang sebelumnya dipadamkan di sejumlah wilayah Kalimantan dan Sumatera, kata Sutopo, kini sudah kembali muncul. Terutama di daerah lahan gambut.

Berdasarkan data terbaru yang diterima BNPB, kata Sutopo, jumlah titik api di Sumatera telah mencapai 1.025 titik. Seperti di Jambi sekitar 60 titik api, Kepulauan Bangka Belitung sekitar 123 titik, Lampung sekitar 36, Riau sekitar 9 titik, Bengkulu sekitar 5 titik api, dan terbanyak di Sumatera Selatan sebanyak 791 titik api.

Adapun di Kalimantan, lanjut Sutopo, berdasar informasi diterima pihaknya, terdapat sekitar 350 titik api, dengan komposisi 59 di Kalimantan Selatan, 93 di Kalimantan Tengah, 9 titik di Kalimantan Timur dan terbanyak di Kalimantan Barat yang mencapai 189 titik api.