Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hanif Dhakiri Pernah Diongkosi Bang Buyung Jika Kehabisan Uang di Jakarta

"Adnan Buyung Nasution tak pelit berbagi ilmu dan rezeki. Sebagai orang daerah, kalau kehabisan uang di Jakarta, tenang, ada Bang Buyung,"

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Y Gustaman
zoom-in Hanif Dhakiri Pernah Diongkosi Bang Buyung Jika Kehabisan Uang di Jakarta
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah keluarga dan kerabat berdoa di depan jenazah almarhum Adnan Buyung Nasution saat melayat di kediaman almarhum di Lebak Buluk, Jakarta, Rabu (23/9/2015). Pengacara senior tersebut meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah dikarenakan sakit komplikasi. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu masa ketika Orde Baru begitu menguat, kantor Lembaga Bantuan Hukum yang satu pendirinya Adnan Buyung Nasution menjadi tokoh yang begitu menyita perhatian banyak mahasiswa, pejuang demokrasi, HAM, tokoh pergerakan, termasuk Hanif Dhakiri, mahasiswa IAIN Walisongo Semarang.

Bang Buyung, begitu banyak orang menyapanya, supel dan terbuka dengan semua orang tak peduli asal usulnya. Di kantor yang kelak bertransformasi sebagai Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia itu, ia menyebarkan pengaruh, prinsip perjuangan kepada anak-anak muda untuk membangun konsolidasi gerakan.

"Sebagai pribadi, Adnan Buyung Nasution tak pelit berbagi ilmu dan rezeki. Sebagai orang daerah, kalau kehabisan uang di Jakarta, tenang, ada Bang Buyung," cerita Hanif mengenang pertemuannya dengan Bang Buyung, Rabu (23/9/2015).

Sedikit banyak pertemuan dengan Bang Buyung begitu membekas bagi politikus PKB yang mengawali karier profesionalnya sebagai Direktur Eksekutif ISIS, Jakarta, sejak 1995 hingga 1996. "Pikiran-pikirannya mencerdaskan banyak orang, terutama kalangan intelektual dan kaum muda," kata dia.

Bang Buyung, meminjam istilah Ganjar Pranowo, sebagai Adipati Hukum Indonesia begitu banyak jasanya dalam sejarah perjalanan hukum, HAM dan kemanusiaan di Indonesia.

Ketika semua orang hati-hati berkoar mengkritik kuasa Orde Baru yang begitu sentralistik, Bang Buyung tampil ke depan membela hak rakyat kecil melalui YLBHI dan pelbagai bentuk gerakan sosial lainnya: kepada mahasiswa dan kaum muda ia mendukung dan kepada rakyat korban kezaliman ia berpihak.

Berita Rekomendasi

"Pada masa itu tak banyak tokoh yang berani ambil posisi seperti itu. Konsep bantuan hukum struktural Bang Buyung jadi model pembelaan kaum miskin yang populer, bukan saja di Indonesia tapi juga di negara-negara lain," terang Hanif.

Setelah Orde Baru tumbang dan reformasi menguat, praktik korupsi mulai terkuak, masyarakat mulai akrab dengan para koruptor, salah satu pembelanya adalah Bang Buyung. Orang yang dulu gigih membela HAM, rakyat kecil, mulai dicap kontroversial karena membela orang-orang bermasalah. Sebut satu dua di antaranya bagaimana ia membela terpidana kasus penggelapan pajak Gayus Halomoan Partahanan Tambunan dan terpidana kasus korupsi Anas Urbaningrum.

Bang Buyung berubah, termasuk Hanif yang setengah meragukan apa benar kata orang. Ia sempat menanyakan langsung alasan mentornya itu membela para koruptor di meja hijau, "Kenapa Abang bela orang-orang yang dianggap publik bermasalah?"

"Penegakan hukum itu harus jernih dan adil. Orang jahat sekalipun mereka juga punya hak asasi, punya keluarga dan orang-orang yang dicintai dan mencintai. Jika mereka dizalimi, mereka juga pantas dibela. Kita harus jernih dan adil demi kemanusiaan," jawab Bang Buyung kepada Hanif.

Hingga menghembuskan nafas terakhirnya di usia 81 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu pagi, Menteri Ketenagakerjaan itu haqul yakin Bang Buyung tetap konsisten dan gigih berjuang dan membela HAM dan kemanusiaan.

"Kita berduka atas kepergian Bang Buyung. Semoga beliau pergi dengan damai, diberi tempat terbaik di sisi-Nya. Bang Buyung orang baik, pejuang HAM dan kemanusiaan yang gigih dan konsisten," kata dia menutup lewat doa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas