Menteri Agama: Menjadi Haji Mabrur Tak Cukup Gelar Haji atau Hajah
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengatakan keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji ditentukan jika jemaah berhasil meraih haji mabrur.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, MEKAH - Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengatakan keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji ditentukan jika jemaah berhasil meraih haji mabrur.
Kemabruran haji akan dapat dilihat dari seorang jemaah apakah mau dan mampu mengamalkan serta menebar kebenaran, kebaikan, kebajikan, yang menjadi esensi ibadah haji terhadap diri sendiri dan kepada sesama di kehidupan nyata.
"Karena itu seusai kita menunaikan ibadah haji nanti, pulang ke kampung halaman dengan menyandang gelar haji atau hajah, tidak berarti kita telah mencapai keberhasilan haji mabrur itu atau merasa ibadat kita sudah selesai," kata Lukman.
Ibadah haji ini hanya awal seseorang mengamalkan segala nilai dan makna ibadah haji yang telah ditunaikan di Tanah Suci. Senandung talbiyah 'labbaikallahumma labbaik' yang senantiasa dikumandangkan setiap jemaah merupakan sebuah kalimat yang mengandung komitmen ketakwaan.
"Kita kumandangkan tidak berakhir hanya di Tanah Suci, tapi harus berlanjut dalam kehidupan nyata dalam gerak kebudayaan kita di Tanah Air nanti," kata dia.
Lukman meminta jemaah harus menumbuhkan solidaritas kemanusiaan atau ukhuwah insaniyah, terhadap sesama Muslim perlu mengembangkan ukhuwah Islamiyah, dan terhadap sesama bangsa perlu merajut ukhuwah wathaniyah.
"Pengejawantahan ketiga nilai ini merupakan bentuk kemabruran sosial yang perlu dipelopori para hujjaj di Tanah Air nanti. Dengan spirit persaudaraan kita merajut kebersamaan yang akan membawa kita mampu mengembangkan kerjasama dalam membangun kehidupan bersama yang maju dan berkeadaban," ungkap dia.