Fadli Zon Nilai Update Jemaah Haji Korban Tragedi Mina Terlalu Lambat
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menegaskan keluarga korban masih menunggu kabar.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM,J AKARTA - Sudah tiga hari sejak tragedi Mina, belum ada kepastian jumlah korban meninggal dan luka-luka dari jamaah haji Indonesia.
Pemerintah dalam hal ini Menteri Agama sebagai Amirul Haj harus lebih berani meminta dan mempercepat pengumpulan data-data korban meninggal dan luka kepada pemerintah Arab Saudi.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menegaskan keluarga korban masih menunggu kabar.
Seharusnya, kata Fadli, begitu ada tragedi, pemerintah langsung melakukan commanders call, koordinasi langsung dengan seluruh Daker, ketua sektor, petugas lapangan, dan mengumpulkan para Karom (ketua rombongan) dan Karu (ketua regu).
"Kita perlu meminta Saudi memberi penjelasan apa yang sesungguhnya terjadi di Jalan 204 Mina. Informasi yang simpang siur bisa menyebabkan kesalahpahaman bahkan fitnah dan perpecahan di kalangan umat Islam," ungkap Fadli dalam siaran persnya, Minggu (27/9/2015).
Amirul Haj harus memastikan pelayanan terbaik bagi para korban yang meninggal, dan harus maksimal memastikan jenazah korban dishalatkan di Masjidil Haram dan dikuburkan dengan pelayanan yang baik termasuk lokasi pemakaman.
"Kami melihat akses dan lobi terhadap Kerajaan Saudi lemah. Sehingga, update data korban sangat lambat. Sebagai pengirim delegasi haji terbesar di dunia, kita harus meminta pemerintah Saudi memberi perhatian dan privilese bagi Indonesia," Fadli menegaskan.
Di sisi lain, lanjutnya, kejadian tahun ini menjadi otokritik bagi pemerintah. Harus ada evaluasi penanganan jemaah haji kita baik dalam keadaan normal maupun jika insiden terjadi."
Jamaah haji Indonesia seharusnya bisa mendapatkan pelayanan yang jauh lebih baik. Tenda-tenda wukuf seharusnya bisa dibuat permanen. Jika di Mina bisa mestinya di Arafah juga dapat dibuat tenda permanen.
Karpet juga seharusnya bisa lebih layak. Di Mina, saran Fadli, juga perlu disiagakan petugas dan posko bagi jemaah yang tersesat setelah melempar jumroh.
Saat ini masih banyak ditemukan jemaah Indonesia yang tersesat dan kesulitan mendapatkan informasi yang memadai.
"Untuk di rumah sakit, kedepan perlu disiapkan juga petugas kita. Harus ada contact person dan liason officers agar ada pusat informasi bagi para jemaah. Sebagai antisipasi jika terjadi insiden," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.