Cerita Novanto Hindari Petugas Kerajaan Arab Demi Lihat Jemaah Indonesia Korban Mina
Novanto menuturkan selama di Arab Saudi mendapatkan pengawalan yang ketat dari pihak kerajaan.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR Setya Novanto menceritakan kisahnya saat melewati penjagaan Kerajaan Arab Saudi demi melihat korban insiden Mina.
Rombongan Pimpinan DPR itu menunaikan ibadah haji atas undangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Azis.
"Karena hati kita adanya kejadian Mina kita tergerak," kata Novanto dalam jumpa pers di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (30/9/2015).
Selama di Arab Saudi, rombongan menginap di Kerajaan. Novanto dan Fadli Zon membawa istrinya. Lalu Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini dan Ketua BKSAP Nurhayati Ali Assegaf. Sedangkan, Fahri Hamzah berstatus Ketua Tim Pengawas Haji DPR.
Novanto menuturkan selama di Arab Saudi mendapatkan pengawalan yang ketat dari pihak kerajaan. Mendengar insiden Mina, Politikus Golkar itu lalu mencari cara agar dapat keluar dari kerajaan.
"Kita enggak bisa makan dan tidur mendengar hal itu," ujar Novanto.
Novanto pun mencari cara untuk keluar dari kerajaan. Rombongan lalu menyimpan pin kerajaan Arab Saudi. Dengan berbahasa Arab, Ketua Fraksi PKS Jazuli mengaku kepada pihak kerajaan akan mencari makan diluar.
"Kita bilang mencari makanan, kita bosen di kerajaan. Bagaimana terobos waktu yang cukup panjang. Naik mobil enggak bisa," kata Novanto.
Novanto juga berjalan mencari rumah sakit dengan menghindari tentara Arab Saudi. Ternyata, terdapat Rumah Sakit (RS) Mina Emergency didekat kerajaan. Mereka berjalan sekitar 7 kilometer.
Di rumah sakit tersebut, rombongan bertemu dengan jemaah Indonesia yang terluka. Mereka pun menemani dan mencari pertolongan.
Namun, pertolongan sulit didapat. Saat bertanya kepada pihak rumah sakit, jawaban yang diterima tidak memuaskan.
Rombongan lalu menunggu di rumah sakit selama delapan jam.
"Lalu ada media, dan protokol kerajaan mencari kami, karena sudah malam. Pak Fadli Zon sampai mencari makan dan vitamin. Rasanya ingin menangis. SMS Menag tidak dibales baru kita telepon Konjen," katanya.
Lalu mengapa Novanto berani melakukan tindakan tersebut?
"Ini rasa tanggungjawab demi bangsa dan negara," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.