PKB Mengutuk Keras Bentrok di Aceh Singkil
Muhaimin Iskandar menyatakan penyerangan terhadap rumah ibadah yang terjadi di Singkil, Aceh sangat terkutuk
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar menyatakan penyerangan terhadap rumah ibadah yang terjadi di Singkil, Aceh sangat terkutuk dan tidak terpuji. Menurutnya, hadirnya agama sebagai pemersatu dalam damai, bukan sebaliknya.
"Agama yang harusnya menjadi kebaikan, jangan malah jadi pembakaran. Kami mengutuk keras kejadian pembakaran di Singkil, Aceh kemarin," paparnya dalam memberikan pidato kebudayaan di Markas PKB, Jakarta, Rabu (14/10/2015).
Dirinya mengakui, perkembangan pandangan di dalam agama terjadi pergeseran. Antara ilmu agama yang dianggap dalam dan ilmu agama yang dangkal. Dalam implementasinya, seseorang yang mempunyai ilmu agama yang dalam, akan melihat agama sebagai substansi.
Sedangkan seseorang atau kelompok yang mempunyai ilmu agama yang dangkal, maka akan melihat agama sebagai formalitas. Dari hal tersebut, Muhaimin mengatakan bahwa PKB akan mendorong dua kategori tersebut agar semua umat manusia dapat menguasai substansi beragama.
"Kalau sudah memahami agama hingga akarnya, maka tidak akan ada lagi bakar-bakaran rumah ibadah. Jangan sampai ada kesenjangan antar umat beragama," tambahnya.
Sebelumnya bentrok antar massa terjadi pada Selasa (13/10/2015) di Desa Dangguran, Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Bentrokan mengakibatkan satu tempat yang diduga tempat ibadah terbakar, satu orang meninggal, dan beberapa lainnya mengalami luka-luka.
Menurut informasi yang diterima Tribunnews.com, korban meninggal diketahui bernama Samsul. Jumlah korban bentrok yang dievakuasi ke RSUD Aceh Singkil ada lima orang. Empat orang mengalami luka akibat benda tumpul, satu diantaranya merupakan anggota TNI Kodim 0109/Singkil.
Informasi lain menyebutkan, jumlah korban akibat bentrokan selain yang dievakuasi di RSUD Aceh Singkil, juga dibawa ke Puskesmas. Diperkirakan yang menjadi korban bentrok sekitar sepuluh orang.