Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BNPB Akui Tidak Mudah Tuntaskan Kebakarn Hutan dan Lahan

Permasalahan kebakaran hutan dan lahan (Kahutla) belum juga bisa diselesaikan.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in BNPB Akui Tidak Mudah Tuntaskan Kebakarn Hutan dan Lahan
(The Washington Post/NASA Earth Observatory)
Asap kebakaran di Sumatera yang tertangkap satelit NASA, 24 September 2015. (The Washington Post/NASA Earth Observatory) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Permasalahan kebakaran hutan dan lahan (Kahutla) belum juga bisa diselesaikan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyebut wilayah kebakaran justru semakin meluas.

"Hotspot (titik api) di Sumatera dan Kalimantan fluktuatif jumlahnya. Wilayah yang terbakar pun meluas hingga Kalimantan Timur," kata Sutopo dalam siaran persnya yang diterima Tribunnews.com, Minggu (18/10/2015).

Pantauan Satelit Terra Aqua hari ini, Minggu (18/10/2015), pukul 07.00 WIB, diketahui di pulau Sumatera terdapat 1.085 titik, dengan pembakian di Jambi 108 titik, Kepulauan Riau 10 titik, Riau 57 titik, Sumatera Selatan 871 titik, Lampung 39 titik. Sedangkan di Kalimantan 212 titik, tersebar di Kalimantan Barat 36, Kalimantan Selatan 11 titik, Kalimantan Tengah 156 titik, Kalimantan Timur 9 titik.

"Hotspot di Kalimantan ini kemungkinan lebih banyak, karena sensor satelit tidak mampu menembus pekatnya asap," ujarnya.

Di Kalimantan hampir seluruh wilayah Kalimantan terkepung asap. Kondisi demikian menyebabkan jarak pandang berkurang. Pada pukul 10.00 WIB, jarak pandang di Pekanbaru 800 meter, Kerinci 100 meter, Jambi 500 meter, Palembang 5 kilomete, Pontianak 1,8 kilometer Sintang 600 meter, Palangkaraya 800 meter, Muara Teweh 100 meter, dan Tarakan 500 meter.

Sutopo mengakui tidak mudah untuk memadamkan kebakaran, di antaranya adalah gelombang panas El Nino, lokasi kebakaran di lahan gambut yang sanggup memendam bara, hingga luasnya cakupan kebakaran yang harus ditangani.

Berita Rekomendasi

"Bahan kimia sudah digunakan untuk pemadaman api dan memang efektif. Namun belum semua hotspot dapat dipadamkan," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas