Ahok: Jangan Repot Bandingkan Saya dengan Prabowo dan Jokowi
Ahok menilai survei CSIS soal tokoh yang akan terpilih dalam Pilpres 2019 mendatang terlalu pagi, apalagi memasukkan namanya dalam kandidat itu.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, hanya berada di urutan ketiga setelah Prabowo Subianto dan Joko Widodo seandainya Pemilu Presiden dilakukan sekarang.
Menanggapi hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) itu, Ahok menilai tak perlu diributkan. "Presiden cuma satu kok. Ribut amat sih," ujar dia di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (26/10/2015).
Menurut Ahok, saat ini sudah jelas Presiden Indonesia adalah Jokowi. Ia menilai survei CSIS yang memaparkan elektabilitas dirinya, dibandingkan dengan Prabowo dan Jokowi terlalu awal karena Pilpres 2019 masih empat tahun lagi.
"Orang survei itu cuma ngomong jauh banget, ngapain pusing? Presidennya Jokowi kok, kalau enggak Jokowi ya Prabowo," ungkap mantan Bupati Belitung Timur itu.
Hasil survei CSIS pada 14 sampai 21 Oktober 2015 lewat wawancara tatap muka, dan kuesioner terstruktur, menyertakan 1183 responden yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia, menunjukkan ada dua tokoh penting dalam Pilpres 2019 mendatang, yakni Jokowi dan Prabowo.
Jokowi mendapatkan dukungan 36,1 persen responden dan Prabowo mendapat dukungan dari 28 persen responden. Polarisasi hasil Pemilu Presiden 2014, menjadi terbelahnya pilihan responden antara Jokowi dan Prabowo, demikian ujar peneliti CSIS, Arya Fernandez.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.