Legislator Nilai Pelayanan Kesehatan Masyarakat Belum Ada Perubahan Mendasar
Irma mengatakan, program Iva servic (deteksi dini kanker servic) harus dilakukan secara massal
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani berpendapat sampai hari ini belum terlihat ada perubahan mendasar terkait pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Kondisi di lapangan, kata Irma, program promotive preventive belum berjalan dengan baik. Kalau pun ada, lanjutnya, banyak yang tidak tepat sasaran. Irma mencontohkan program untuk preventive malaria, dengue, dan demam berdarah yang seharusnya dilakukan fogging, dan sosialisasi bersih-bersih lingkungan bukan cuma bagi-bagi kelambu.
“Kalau cuma bagi-bagi kelambu, sementara lingkungan tidak di-fogging untuk cegah demam berdarah, dan lingkungan tempat tinggal tidak bersih, ini justru akan sia-sia dan programnya tidak tepat sasaran,” ujar Irma saat dimintai keterangan di Gedung DPR, Rabu (28/10/2015).
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Kemenkes meningkatkan kualitas hidup kesehatan masyarakat, bukan sekedar mengobati orang sakit. Menurut JK, Kemenkes wajib membuat masyarakat sehat bukan hanya membantu pengobatan.
“Kemenkes harus melaksanakan langkah-langkah preventif, bukan sekedar melakukan promosi kesehatan. Seperti, berhenti merokok, pola makan yang benar, tidur yang benar, rutin periksa kesehatan, hindari stress, dan mengevaluasi diri,” kata JK beberapa waktu lalu.
Menanggapi kritik JK, politisi Nasdem ini mengamini apa yang dikatakan Wapres. “Saya kira kritik Pak JK itu harus dimaknai sebagai dorongan dan evaluasi agar pelayanan kesehatan maksimal dalam kinerja, namun dapat mengurangi beban biaya berobat dengan langkah-langkah preventive. Pasalnya, sekali lagi, sampai hari ini belum terlihat perubahan mendasar terkait pelayanan kesehatan untuk masyarakat,” katanya.
Irma mengatakan, program Iva servic (deteksi dini kanker servic) harus dilakukan secara massal di daerah-daerah tiap 3 (tiga) bulan sekali. Karena saat ini, masa tunggu/antrian Kemo servix sampai 6 bulan. Tentu dalam masa tunggu yang lama tersebut, sudah banyak pasien yang tidak tertolong karena minim alat kesehatan (alkes). Sehingga, program IVA akan lebih bermanfaat dibandingkan dengan cetak modul-modul tentang kesehatan oleh Kemenkes.
“Deteksi dini kanker service tiap tiga bulan sekali itu lebih bermanfaat daripada Kemenkes cetak modul-modul tentang kesehatan yang menghabiskan dana milyaran, dan jarang dibaca masyarakat juga,” cetusnya.
Irma menuturkan, dirinya belum lama dari daerah pemilihan. ia menceritakan, di Puskesmas daerah Oku Timur misalnya, Puskesmas minta vaksin rabies yang katanya nggak pernah ada. Juga terkait persoalan E-katalog. Temuan lain, lanjut Irma, alkes sering tidak berkualitas, contoh, soal satu alkes RS membutuhkan/minta alkes merek A buatan Jerman, tapi diberi merek B buatan India.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.