Adian Napitupulu Tidak Setuju Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional
Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu tidak setuju dengan adanya wacana pemberian Gelar pahlawan nasional bagi Presiden ke-2 Republik Indonesia,
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - - Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu tidak setuju dengan adanya wacana pemberian Gelar pahlawan nasional bagi Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto.
Menurut dia, gelar pahlawan tidak diberikan untuk sembarang orang.
"Ya tidak setuju (Soeharto dapat gelar pahlawan nasional). Gelar pahlawan tidak diberikan kepada sembarang orang," kata Adian melalui pesan singkatnya, Selasa (10/11/2015).
Mantan aktivis 98 itu pun meminta Dewan Gelar Pahlawan Nasional untuk lebih teliti dalam pemberian gelar pahlawan nasional. Ia berpandangan, hendaknya pahlawan nasional tidak memiliki kejahatan-kejahatan kemanusiaan di masa lalu.
"Perlu diteliti apa saja yang telah dilakukan termasuk ada tidak kejahatan-kejahatan kemanusiaan, pelanggaran-pelanggaran HAM yang pernah dilakukan dalam periode masa lalu," tuturnya.
Sebelumnya, Dewan Gelar Pahlawan Nasional belum akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada dua mantan Presiden RI, Soeharto dan Abdurrahman Wahid, pada tahun ini.
Dua gelar pahlawan nasional kepada mantan orang nomor satu di Indonesia itu diendapkan. Dewan Gelar masih menunggu waktu yang tepat untuk menganugerahkan gelar tersebut.
"Diendapkan dan menunggu waktu yang tepat, hanya itu catatan dari Dewan Gelar. Mengapa diendapkan? Silakan dikonfirmasi ke Dewan Gelar," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa setelah mengisi seminar di kampus Universitas Negeri Surabaya, Senin (9/11/2015).
Catatan itu adalah jawaban dari Dewan Gelar setelah kementerian mengirimkan surat baru-baru ini. Tahun depan, Khofifah mengaku akan menanyakan kembali soal perkembangan penganugerahan gelar pahlawan tersebut.
"Setelah rekomendasi dari Dewan Gelar dikeluarkan, baru nanti keputusan presiden (keppres) akan dikeluarkan," ungkapnya.
Dari sejumlah nama yang dibahas, lanjut Khofifah, baru nama Sarwo Edhie yang sudah memiliki rekomendasi dari Dewan Gelar dan sudah memiliki keppres.
"Kalau untuk Sarwo Edhie tinggal menganugerahkan saja," tambah Ketua Umum Muslimat NU ini.
Soeharto adalah presiden kedua RI, sedangkan Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan Gus Dur adalah presiden keempat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.