Jusuf Kalla Harap PII Bisa Diurus Oleh Pelajar, Bukan Calon PhD
Kalau sudah kakek-kakek seperti saya, atau bapak-bapak, kakak-kakak, kasihlah kesempatan untuk adik-adiknya berkembang
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA. Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla yang juga sebagai alumni Perhimpunan Pelajar Islam Indonesia (PII) mengharapkan agar organisasi tersebut tetap dijalankan oleh para pelajar di setiap sekolah sebagaimana tujuan dari organisasi tersebut dibentuk.
"Yang urus PII ini harusnya pelajar, bukan calon PhD (gelar profesor,-red). Jangan takut kalau nanti banyak kesalahan, toh kita dulu juga banyak salahnya," papar JK saat sambutan Munas kelima Keluarga Besar PII di Sudirman, Jakarta, Jumat (13/11/2015).
JK menceritakan bahwa saat dirinya masih di Makassar, dia selalu bilang kepada sekretarisnya, jika ada tamu yang mengaku dari anggota PII, harus memperlihatkan kartu pelajarnya.
"Saya bilang mana kartu pelajarnya? Kalau tidak punya dan kelihatan mukanya umur 30 lebih begitu, saya bilang tidak usah," tambahnya.
Alasannya, JK mengingingkan agar sebagai 'ayah' dan juga 'kakek' dari PII, seharusnya tidak perlu lagi ikut campur dalam urusan organisasi pelajar yang didirikan sejak 1947 tersebut, karena Kakek tidak boleh mengambil hak cucunya.
"Kalau sudah kakek-kakek seperti saya, atau bapak-bapak, kakak-kakak, kasihlah kesempatan untuk adik-adiknya berkembang. Jangan diambil tugas dan hak mereka, kita bantu dorong saja," kata JK yang dilanjut dengan pembukaan Munas Keluarga Besar PII.
Dalam acara tersebut, hadir pula Ketua Umum Keluarga Besar PII, Sutrisno Bachir, Kepala Bappenas, Sofjan Jalil dan Wakil Ketua DPD RI, Jend Farouq Muhammad.