Senator NTT: Di Labuan Bajo ada Pantai Berwarna Merah Jambu atau Pink Beach
Padahal masih banyak daerah pariwisata yang sangat indah di Indonesia dan bahkan keelokannya melebihi Bali.
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana Rizal Ramli mengembangkan 10 kawasan potensial pariwisata ditunggu banyak pihak.
Program ini dinilai sebagai keberpihakan Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli terhadap potensi pariwisata di seluruh Indonesia.
“Rencana Menko Kemaritiman mengembangkan potensi wisata di seluruh Indonesia, dengan proyek percontohan tahap pertama yakni 10 daerah wisata di luar Bali, sangat diapresiasi dan ditunggu-tunggu. Indonesia adalah negara yang kaya akan potensi wisata, tetapi sayang belum ada yang begitu konsen dan perhatian mengembangkan potensi tersebut,” kata Anggota DPD RI, Adrianus Garu kepada wartawan di Jakarta, Selasa (17/11/2015).
Adrianus mengatakan, saat ini ketika dunia berbicara tentang wisata Indonesia, yang dikenal hanya Bali.
Padahal masih banyak daerah pariwisata yang sangat indah di Indonesia dan bahkan keelokannya melebihi Bali.
“Di Labuan Bajo, Flores, NTT misalnya, selain Komodo, potensi wisata alam dan pantainya luar biasa indah. Bahkan di Labuan Bajo ada pantai yang berwarna merah jambu atau pink beach, yang kalau dihitung di dunia ini hanya ada tujuh tempat saja,” kata Senator asal NTT itu.
Karena itu, kata Adrianus, DPD RI sangat mendukung berbagai gagasan dan rencana Menko Kemaritiman untuk membangun potensi daerah, terutama di bidang pariwisata.
Hingga kini, Menko Maritim Rizal Ramli terus melakukan percepatan terkait dengan pengembangan pariwisata di Indonesia. Terutama di 10 wilayah yang diprioritaskan.
Untuk di Danau Toba, menurut Humas Menko Maritim Shahandra Hanitio, Rizal Ramli sudah bekerja sama dengan instansi terkait untuk membuat Badan Otoritas Danau Toba agar pengelolaannya terpadu.
“Karena untuk saat ini saja, sudah ada investor yang berminat untuk pembangunan hotel taraf internasional di sekitar wilayah Danau Toba. Dengan nilai investasi yang cukup besar. Dan kami juga menargetkan 47 negara agar bebas visa masuk ke Indonesia, sehingga butuh pengelolaan yang terintegrasi,” ujarnya.
Selain itu Shahandra menjelaskan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah berkordinasi dengan Rizal Ramli terkait dengan pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu.
Karenanya dalam waktu dekat ini, Rizal Ramli bersama Ahok dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani akan melakukan kunjungan bersama ke Kepulauan Seribu untuk mengecek lokasi di sekitar, dan membuat gerakan bersih dan senyum.
“Karena persoalan kebersihan di wilayah tersebut menjadi salah satu permasalahan serius yang harus diselesaikan secepatnya,” ujarnya.
Sebelumnya, Menko Perekonomian di era Presiden Abdurrahman Wahid itu menuturkan, dengan mengembangkan pariwisata, maka akan mendorong penciptaan tenaga kerja di bidang itu dari 3 juta orang menjadi 7 juta orang dalam lima tahun.
Menurut dia, sektor pariwisata paling mudah, murah, dan cepat dalam penciptaan tenaga kerja.
"Hanya butuh US$ 3.000 per pekerjaan. Kalau sektor lain itu bisa US$ 50.000 hingga US$ 100.000 dolar per job," katanya.
Pengembangan sektor pariwisata, lanjut Rizal, juga efektif untuk meningkatkan devisa yang ditargetkan mencapai US$ 20 miliar per tahun dalam lima tahun ke depan.
Oleh karena itu, lanjut Rizal, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi mulai dari menambah negara penerima fasilitas bebas visa untuk masuk ke Indonesia serta mengembangkan 222 kawasan pengembangan pariwisata nasional (KPPN).
"Tapi kami sudah putuskan akan fokus dulu di 10 lokasi wisata yang paling potensial untuk meningkatkan jumlah turis," katanya.
Dari 10 lokasi pariwisata itu yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Bromo (Jawa Timur), Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Morotai (Maluku), Yogyakarta, Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Belitung (Bangka Belitung) dan Tanjung Lesung (Banten).
Sementara itu, Direktur Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi mengatakan, Menko Rizal Ramli selalu memiliki gagasan besar untuk membangun bangsa dan negara ini. Hanya memang ia harus menghadapi beberapa kendala dalam merealisasikannya.
Dalam konteks pariwisata, misalnya, gagasan Menko Rizal Ramli sangat bagus, namun kendalanya, Rizal Ramli harus menghadapi menteri yang sebenarnya secara birokrasi harusnya mengikuti komandonya, tetapi yang terjadi, mereka lebih manut kepada yang mengangkatnya menjadi menteri.
Karena itu, Adhie Massardi mengharapkan Presiden Joko Widodo segera merombak lagi kabinet sekarang ini dan menyusun personel menteri yang benar-benar all the president man, tidak seperti saat ini.