Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua DPP Nasdem: Jangan Anggap Enteng Pak Luhut

Luhut sebelumnya menyatakan tak akan melaporkan persoalan pencatutan namanya ke aparat kepolisian.

Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Ketua DPP Nasdem: Jangan Anggap Enteng Pak Luhut
Harian Warta Kota/henry lopulalan
Ilustrasi: Menko Polhukam Luhut Panjaitan (kiri) didampingi Staf Khusus Bidang Hukum Kantor Staf Kepresidenan Lambock V Nahattands memberikan keterangan pers di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (19/11). Dalam keterangannya Luhut menyampaikan hasil konferensi internasional tentang terorisme serta menegaskan dirinya tidak pernah terlibat dalam urusan negosiasi saham Freeport. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan diminta tak menyepelekan persoalan pencatutan namanya.

Nama Luhut disebut dalam transkrip percakapan antara Ketua DPR Setya Novanto dan pengusaha Reza Chalid dengan pimpinan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin.

"Jangan anggap enteng, Pak Luhut," kata Ketua DPP Partai Nasdem Martin Manurung, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (20/11/2015).

Luhut sebelumnya menyatakan tak akan melaporkan persoalan pencatutan namanya ke aparat kepolisian.

Ia mengklaim, Istana juga akan melakukan hal yang sama seperti dirinya.

Sekalipun demikian, nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla disebut dalam transkrip percakapan itu.

"Pak Luhut jangan melihat ini sebagai kepentingan pribadinya saja karena namanya disebut. Akan tetapi, ini adalah kepentingan negara sebab isi transkrip tersebut merupakan persekongkolan negara," kata dia.

Berita Rekomendasi

"Topik yang dibicarakan pun adalah kekayaan negara yang selama puluhan tahun ini ingin diubah pengelolaannya agar mendapat manfaat yang lebih besar bagi negara, tetapi justru digunakan untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya," lanjut dia.

Dalam laporan Menteri ESDM Sudirman Said kepada Mahkamah Kehormatan Dewan, Novanto dan Reza bertemu Maroef tiga kali.

Dalam pertemuan ketiga pada 8 Juni 2015, Novanto meminta saham sebesar 11 persen untuk Presiden dan 9 persen untuk Wapres demi renegosiasi kontrak Freeport.

Selain itu, Novanto juga meminta agar diberi saham suatu proyek listrik yang akan dibangun di Timika, sekaligus meminta Freeport menjadi investor sekaligus pembeli tenaga listrik yang dihasilkan.

Sudirman pun telah menyerahkan rekaman asli atas transkrip itu kepada MKD.

Luhut merasa tak dicemarkan

Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan merasa namanya tidak dicemarkan meskipun dalam rekaman lobi perpanjangan kontrak Freeport namanya disebut-sebut.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas