Menteri Amran Panen Benih Padi Hibrida Bernas Bareng Tomy Winata
Menteri Pertanian Amran Sulaiman blusukan ke desa Sukamandi, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jumat 20 November 2015
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SUBANG - Menteri Pertanian Amran Sulaiman blusukan ke Desa Sukamandi, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jumat 20 November 2015, untuk panen padi hibrida Bernas Prima 3 dan Bernas Super 2 yang menunjukkan hasil produksi tinggi di musim tanam off season dan tahan banting di tengah ancaman El Nino.
Mentan Amran bersama dengan founder Artha Graha Peduli (AGP) Tomy Winata melakukan panen padi di bawah terik matahari sambil bermandi keringat. Seusai memotong batang padi, Mentan mengangkat tinggi-tinggi bulir padi hasil panen.
Mentan tampak sumringah karena di tengah musim kemarau yang panjang ternyata banyak sawah di Indonesia yang bisa dipanen.
"Kita bersyukur masih bisa selamat panen di berbagai daerah seperti di Subang ini. Padahal El Nino terkuat sepanjang sejarah kita alami tahun ini," kata Mentan.
Hadir pada panen raya tersebut pejabat Kementerian Pertanian, Pimpinan AGP dan AGN, pimpinan PT. Sang Hyang Seri (PT. SHS), Manajemen
PT. Sumber Agro Semesta (PT. SAS), serta para petani setempat. Usai panen, Mentan berdialog dengan para petani dari Gapoktan Tani Maju Cilamaya.
Sebelumnya, PT. SHS dan PT. SAS telah melakukan panen benih pada 21 September 2015.
“Ini menunjukan optimisme kepada petani bahwa benih produksi lokal menghasilkan panen yang baik terutama pada saat diluar musim panen,” kata Manajemen PT SAS Arviano Sahar.
Arviano mengatakan panen hibrida Bernas Prima 3 dan Bernas Super 2 kembali menunjukkan hasil produksi tinggi terutama di musim tanam off season ini. Kerjasama budidaya hibrida Bernas ini, katanya, melibatkan Gapoktan Tani Maju Cilamaya Girang.
Ketua Gapoktan Tani Maju Cilamaya Girang, Wasim mengatakan padi hibrida Bernas ini hasilnya lebih tinggi daripada benih yang biasa ditanam.
“Kalau benih biasa cuma 5-6 ton per hektarnya, kalau Bernas Prima 3 mencapai hasil 10,3 ton gabah kering panen per hektar,” ujar Wasim tampak sumringah.
Di tengah ancaman kekeringan, ancaman iklim El Nino, dan serangan hama dan penyakit lainnya, perusahaan swasta dan BUMN yang bergerak dalam penyediaan benih tananam pangan nasional, sebelumnya berhasil melakukan panen bersama Benih Padi Hibrida Bernas di Sukamandi, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, pada hari Senin, 21 September 2015.
Kedua perusahaan tersebut adalah PT. SAS dan PT. SHS.
PT. SAS yang merupakan bagian dari Artha Graha Network adalah produsen benih padi hibrida yang sejak tahun 2004 fokus dalam produksi benih padi hibrida dalam negeri. Sedangkan PT. SHS merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dalam penyediaan benih tanaman pangan nasional.
“Hasil panen ini betul-betul patut disyukuri, ditengah musim tanam yang memprihatinkan terbukti benih F1 Bernas tahan banting. Ini memperkuat harapan bagi tercapainya kedaulatan pangan dengan kemandirian benih” kata Arviano.
Arviano mengatakan teknologi benih padi hibrida dapat meningkatkan potensi hasil panen gabah lebih tinggi dari 30% dibanding benih varietas inbrida yang biasa ditanam petani.“Bahkan potensi hasil panennya mencapai 12 ton per hektar” ungkapnya.
Menurut Arviano, dengan konsisten memproduksi benih dalam negeri maka akan mengurangi ketergantungan benih impor sehingga kedaulatan pangan tercapai seutuhnya sesuai dengan nawacita pemerintahan Jokowi-JK.
Kerjasama produksi benih F1 Bernas di Sukamandi dilakukan di lahan PT SHS yang mempunyai luas areal persawahan sekitar 3.000 ha yang terintegrasi dengan pabrik pengolahan benih.
PT. SAS mulai bergerak dalam produksi benih padi hibrida sejak tahun 2004 dirintis oleh founder Artha Graha Peduli Tomy Winata yang pada saat itu mendorong penggunaan padi hibrida secara nasional dengan menerapkan teknologi benih padi hibrida dari Tiongkok yang didukung pemerintah Indonesia dan Tiongkok pada saat itu, dan terus konsisten mengembangkannya hingga sekarang dan kedepannya.
Untuk dapat melakukan produksi benih padi hibrida dalam negeri secara mandiri. PT. SAS juga melakukan kegiatan riset di Tanjungan, Lampung, dan Pabuaran, Subang sehingga PT. SAS mempunyai banyak koleksi plasma nutfah tetua hibrida untuk pemantapan teknologi padi hibrida nasional.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.