Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alasan TNI AU tak Pilih Helikopter PT Dirgantara Indonesia

Sejumlah pihak menilai pengadaan AW101 pihak TNI AU kali ini terbilang pemborosan karena harganya lebih mahal dari EC725.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Alasan TNI AU tak Pilih Helikopter PT Dirgantara Indonesia
agustawestland.com
Helikopter AgustaWestland AW101 yang akan dibeli TNI Angkatan Udara untuk pesawat kepresidenan. 

Kelebihan lain helikopter AW101 VVIP yang dibanderol sekitat 45 juta dolar per unit ini adalah anti peluru, anti crash dengan perlindungan air bag system, tersedia juga pelampung serta perahu karet sebagai perlengkapan standar VVIP.

Untuk kenyamanan penumpang VVIP, AW101 VVIP mempunyai ukuran kabin yang luas di kelas helikopter sekelasnya, yakni kompartemen dengan tinggi 1,83 meter dan lebar 2,49 meter.

AW101 VVIP menyediakan interior dengan kursi mewah berikut perabotannya, pintu tangga samping VVIP, dan pintu belakang lewat atau ramp door untuk keluar masuk barang dan pasukan pengaman khusus.

Fitur lain di ruang kabin helikopter AW101 VVIP mencakup, sistem secure communication, toilet, peralatan medis, kursi staf/paspampres, perangkat informasi/hiburan, dan perlindungan balistik. Kabin AW101 VVIP juga mempunyai fitur low noise dan efek getaran yang rendah.

Dan interior kabin heli AW101 VVIP bisa disesuaikan sesuai permintaan pemesan.

Untuk sistem avionic penerbangan mengacu pada AW101 versi Combat SAR, kedua pilot dilengkapi fasilitas Night Vision Goggle (NVG) yang cocok dengan glass cockpit, fully integrated communications, dan mission management systems yang memberi gambaran situasi nyata kepada pilot.

Heli versi VVIP ini juga menawarkan defensive aids suite untuk AW101 VVIP, komponen yang disertakan terdiri dari Radar Warning Receiver (RWR), Missile Approach Warning System (MAWS), Laser Warning System (LWS), Directed Infra-Red Countermeasures (DIRCM), Countermeasures Dispensing System (CMDS).

Berita Rekomendasi

Hingga saat ini, AW101 VVIP baru digunakan oleh 4 negara yaitu pemerintah Arab Saudi, Nigeria, Turkmenistan, dan Algeria. Helikopter tersebut juga pernah digunakan dalam film James Bond; Skyfall.

Rencana pembelian hekikopter AW101 oleh pihak TNI AU ini sendiri mendapatkan kritik, bahkan sindiran dari pihak PT DI; perusahaan tempat KSAU Marsekal TNI AU sempat menjadi komisaris.

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI Andi Alisjahbana mengatakan, pihaknya telah memproduksi helikopter EC-275. Ia mengklaim helikopter dengan dua mesin tersebut memiliki keunggulan dibandingkan helikopter AW101 yang menggendong tiga mesin.

"EC725 versus AW101, kalau teknologi hampir sama. Yang berbeda, EC275 sudah teruji," kata Andi beberapa hari lalu.

Menurutnya, helikopter AW101 buatan Itali-Inggris itu justru mudah terdeteksi radar dan ditembak musuh karena membawa tiga mesin dengan panas lebih tinggi.

Selain itu, tiga mesin di heli AW101 justru lebih boros 53 persen menghabiskan bahan bakar dibandingkan EC725.

Namun, untuk waktu tempuh kedua heli tersebut tidak jauh berbeda, yakni enam jam.

Direktur Niaga PT DI Budiman Saleh mengungkapkan, harga yang ditawarkan untuk satu unit helikopter EC725 kelas VVIP jauh lebih murah dibandingkan AW101 VVIP.

Harga satu unit helikopter EC725 kelas VVIP adalah sebesar 35 juta euro atau setara Rp 512 miliar (kurs Rp 14.611 per 1 euro). Sementara, harga satu unit helikopter AW101 dibanderol dengan harga Rp 700 miliar. (Abdul Qodir)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas