Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sepanjang 2014, KNKT Temukan 23 Kerusakan Pada Pesawat AirAsia QZ8501

Hasil investigasi KNKT menemukan adanya beberapa kerusakan pada pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Sanusi
zoom-in Sepanjang 2014, KNKT Temukan 23 Kerusakan Pada Pesawat AirAsia QZ8501
KOMPAS/LASTI KURNIA
Tim SAR Basarnas Special Grup kembali mencari bagian jenazah yang mungkin masih ada di dalam. bangkai pesawat yang berhasil diangkat dalam operasi lanjutan tim SAR gabungan, pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (2/3/2015). Bangkai yang merupakan bagian bagian dari serpihan utama pesawat yang jatuh di selat Karimata tersebut diserahkan Basarnas ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi untuk kelanjutan proses investigasi. KOMPAS/LASTI KURNIA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan adanya beberapa kerusakan pada pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata.

Pelaksana tugas (Plt) Kasubkom Investigasi Kecelakaan Transportasi Penerbangan Nurcahyo Utomo mengatakan, melihat catatan pesawat satu tahun terakhir, pesawat mengalami 23 kali kerusakan pada rudder travel limiter (LTR).

"Dalam 23 bulan terakhir kerusakan ini intervalnya menjadi lebih sering, dibawa ke hangar ke Curug, ada satu komponen yang diselidiki mengalami gangguan. Kami diselidiki dan dibawa ke Perancis ternyata menemukan adanya solder yang mengalami keretakan, yang berada di bagian ekor," kata Nurcahyo kepada wartawan di kantor KNKT, Jakarta Pusat, Selasa (1/12/2015).




Menurutnya, dari informasi riwayat itu ruangan yang tidak ber-AC membuat suhu lingkungan kerja di sekitar komponen menjadi ekstrim. Udara panas dibagian dalam sementara suhu di luar sangat dingin.

"Perubahan cuaca ekstrim ini yang berkontribusi pada keretakan solder," katanya.

Nurcahyo menyebutkan, retakan solder itu menyebabkan hubungan putus nyambung arus listrik. Masalahnya berkepanjangan dan berulang.

"Sistem saat itu nggak mampu menganalisis, karena terjadi berulang dan mengakibatkan kerusakan terjadi empat kali," katanya.

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas