Pemerintah Butuh Orang Untuk Merestorasi Lahan Gambut
Pemerintah terus berupaya memperbaiki lahan gambut yang hangus akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Kahutla) November lalu.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya memperbaiki lahan gambut yang hangus akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Kahutla) November lalu.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, mengatakan pemerintah masih terus menyempurnakan badan yang akan menyelenggarakan restorasi tersebut.
"Tadi petunjuk bapak wapres untuk segera diselesaikan supaya bisa kita beroperasi," kata Siti Nurbaya usai menghadiri rapat soal restorasi lahan gambut, di rumah dinas Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, Jakarta Pusat, Kamis (7/1/2015).
Dalam pertemuan tersebut, dikatakan Siti pembahasannya untuk mempertajam cara kerja badan tersebut.
"Penegasannya apa saja, pekerjaanya utama dikaitkan langsung kerja operasional di lapangan seperti apa," ucapnya.
Lembaga tersebut akan berada langsung di bawah Presiden.
Dalam menjalankan tugasnya lembaga tersebut akan dibantu sejumlah lembaga dan kementerian, termasuk Kementerian Tata Ruang dan Agraria dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Dalam rapat itu, Siti Nurbaya mengatakan bahwa sempat juga dibahas soal kriteria orang-orang yang akan menjabat di lembaga tersebut.
Para peserta rapat di rumah dinas menurutnya sudah menyepakati sebagian kriteria orang-orang yang dibutuhkan.
"Keriterianya yang mengerti tugas, selain perencanaan, konstruksi, dan operasi juga nanti sosialisasi, partisipasi dan edukasi, karena nanti itu kan pencegahan kebakaran hutan dan lahan nanti itu ada edukasinya," ungkapnya.
Selain bertugas menyelenggarakan restorasi lahan gambut, lembaga tersebut juga akan melakukan penelitian soal lahan gambut.
Karena itu lembaga tersebut juga akan diisi sejumlah peneliti, dan akademisi terkait dengan lahan gambut.
Terkait pendanaan, Siti Nurbaya mengatakan lembaga tersebut termasuk penelitiannya, akan didanai dengan bantuan sejumlah lembaga asing.
Siti Nurbaya mengatakan sejumlah negara yang siap mendanai antaralain Norwegia, Amerika Serikat, dan Australia.
Soal berapa kebutuhan dana untuk membentuk lembaga tersebut dan menjalankan programnya, Siti Nurbaya mengaku hal itu belum bisa dipastikan.
Pihaknya masih terus melakukan penghitungan.
"Itu kan harus distudi lagi. Dibikin perencanaan yang bagus dulu," jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.