Pengamat: Golkar Bisa Bangkit atau Malah Terjun Bebas
Namun, menurutnya, jika gagal memanfaatkan momen ini, Golkar dapat terjun bebas masa kelam yang lebih panjang.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif PoliticaWave Yose Rizal mengatakan tahun ini adalah momentum menggelar Munas Golkar untuk memilih ketua umum yang baru.
Jika sukses melakukan suksesi kepemimpinan, ini akan menjadi momentum titik balik kebangkitan Golkar.
Apalagi jika akhir dualisme kepengurusan Golkar ini berakhir indag dengan terpilihnya ketua umum yang berkharisma dan dapat membawa perubahan bagi partai berlambang beringin itu.
"Momentum ini dapat menjadi titik balik kebangkitan Golkar kembali apabila sosok ketumnya merupakan dipercaya dapat membuat perubahan positif," ujar Yose kepada Tribun, Jumat (8/1/2016).
Namun, menurutnya, jika gagal memanfaatkan momen ini, Golkar dapat terjun bebas masa kelam yang lebih panjang.
"Mengingat ketum yang akan dipilih, akan memimpin Golkar dalam Pilkada serentak 2017 dan Pemilu 2019," jelasnya.
Karena itu, dia sarankan, Golkar sebaiknya melakukan survei, baik terhadap internal kader maupun publik, untuk menentukan kandidat ketua umum yang diinginkan baik kader maupun publik.
Dengan demikian citra Golkar akan kembali terdongkrak di hadapan publik dan dapat menjalankan tugas melayani rakyat lebih fokus lagi.
Sebelumnya, Presiden ketiga Indonesia yang juga tokoh senior Partai Golkar, BJ Habibie, setuju Musyawarah Nasional segera digelar dalam rangka rekonsiliasi kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono.
Hal tersebut disampaikan Habibie saat menerima poros muda Partai Golkar di kediamannya di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (7/1/2015) malam.
"Habibie setuju Munas Golkar dilaksanakan segera mungkin dan meminta kami semua melahirkan Golkar baru," kata juru bicara Partai Golkar Andi Sinulingga usai pertemuan tertutup.