Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pertemuan Presiden dengan Organisasi Pendukung: Ada Menteri Tidak Berprestasi

Salah satu pembicaraannya adalah soal pencapaian pemerintah.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Pertemuan Presiden dengan Organisasi Pendukung: Ada Menteri Tidak Berprestasi
Dokumen Pribadi
Presiden Joko Widodo bersama para anggota organisasi relawan di Istana Kepresidenan, Kamis (8/1/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Pertemuan Presiden dengan para pendukung setianya, dilakukan mendadak, Kamis (7/1/2016) kemarin di Istana. Salah satu pembicaraannya adalah soal pencapaian pemerintah.

Pertemuan sekaligus acara makan siang ini, dihadiri 30 orang dari 15 elemen organisasi. Antara lain, Seknas Jokowi, KA-PT, Projo, Almisbat, BaraJP, Duta Jokowi, RPJB, Kornas, Pospera, KIB, PIR dan lainnya.

Yang juga terungkap dari pertemuan itu, membicarakan pencapaian program pemerintah dan yang menjadi tugas Presiden ke depan.

Sekjen Seknas Jokowi, Osmar Tanjung yang hadir dalam pertemuan itu, mengungkap banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan presiden dalam sisa pemerintahan Jokowi-JK.

Infrastruktur untuk lima tahun ke depan dalam menghadapi era pasar bebas menjadi konsern utama. Listrik, jalan, perumahan, maupun program kesejahteraan harus dijalankan sebagaimana Nawacita yang sudah menjadi dokumen politik Jokowi-JK," katanya, Jumat (8/1/2016).

"Ini jaman kompetisi, kita harus menghadapinya dan untuk itu jangan takut, kata Presiden. Presiden sangat memahami karakter masyarakat Indonesia. Sebagai bangsa yang biasa berjuang, Presiden Jokowi yakin dapat menghadapi tantangan pasar bebas," Osmar memastikan.

Osmar Tanjung, yang juga Pengurus Komite Penyelamat Nawacita (KPN) menambahkan Presiden juga menyinggung soal kinerja menteri-mentri dengan memberikan kisi-kisi.

Berita Rekomendasi

Yakni, banyak menteri yang sudah diberikan buku Nawa Cita, namun belum sepenuhnya menjalankan program pemerintahan berdasarkan Nawa Cita.

Banyak menteri yang takut mengambil tindakan di kementriannya walau pemerintahan sudah berjalan 1 tahun 3 bulan. Jadi, lanjutnya lagi, mana yang sesuai Nawa Cita dan mana yang tidak sesuai Nawa Cita silahkan monitoring dan berikan laporan ke Presiden.

Bahkan, katanya lagi ada menteri yang tidak berprestasi, yang nyaris tanpa progress, kurang berani melawan pemburu rente akan dipertimbangkan untuk diganti.

Kegaduhan yang terjadi selama ini, ia anggap adalah sebuah proses pendidikan politik.

"Di era keterbukaan saat ini, kegaduhan “papa minta saham”, soal kereta cepat, soal listrik 35.000 megawatt, soal infrastruktur, "papa dan mama minta pelabuhan" dan sebagainya. Anggap saja sebagai pendidikan politik kelas terbuka dan gratis," paparnya.

"Masyarakat semakin faham apa dan siapa yang dimaksud pengusaha yang juga penguasa (pengpeng). Siapa saja mafia-mafia yang selama ini menggerus kekayan negara dan sumber daya alam Indonesia," tambah Osmar.

"Kemudian, bagaimana buruknya reformasi birokrasi, bahkan, masyarakat semakin tau karena cukup telanjangnya berita perang antar geng, tambah Osmar lagi.

Menurut Osmar Tanjung, dengan tegas Jokowi menyatakan bahwa reshuffle menjadi urusan dirinya. Itu prinsip. Presiden tidak mau didikte oleh siapa saja karena reshuffle hak prerogatip presiden. Silahkan yang lain minggir dulu.

Kepada yang hadir pada pertemuan, lanjut Osmar, Presiden mengatakan silahkan dan disegerakan memantau semua program dan proyek kementrian, yang mana sesuai Nawa Cita dan yang mana tidak melaksanakan Nawa Cita.

"Setahun kok masih CNN (Cuma nengok-nengok) tanpa berani ambil tindakan dan keputusan, pecat saja mentrinya pak Presiden," pungkas Osmar. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas