Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pidato Jokowi di Rakernas PDIP Pertegas Ide Megawati Soal Pembangunan Berencana

Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago menilai pidato Presiden Joko Widodo ingin mempertegas keinginan Ketua Umum PDI Perjuang

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Pidato Jokowi di Rakernas PDIP Pertegas Ide Megawati Soal Pembangunan Berencana
Tribunnews.com/ Irwan Rismawan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato dalam Rakernas I PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (10/1/2016) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago menilai pidato Presiden Joko Widodo ingin mempertegas keinginan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Megawati dalam pidato politiknya mengusulkan adanya Pembangunan Nasional Semesta Berencana.

"Indonesia harus berfikir jangka panjang tidak hanya konsep dan visi 5 atau 10 tahun selama beliau menjabat presiden namun terus menerus dan berkelanjutan," tutur Pangi melalui pesan singkat, Senin (11/1/2016).

Pangi mengatakan hasil pidato presiden yang bisa ditangkap adalah Jokowi ingin mengirim pesan di Rakernas PDIP mematahkan opini leader yang berkembang selama ini bahwa presiden tidak tegas.

Kemudian ada anggapan Jokowi presiden yang tidak memiliki strong leadership seperti disampaikan Amin Rais.

"Dikonfirmasi dan di counter oleh presiden secara langsung dengan memperlihatkan contoh keberaniannya seperti izin dan mendukung menteri Susi membakar dan menenggelamkan kapal pencuri ikan," kata Pangi.

Berita Rekomendasi

Selain itu, Jokowi pun menunjukan keberaniannya dengan eksekusi mati 11 orang bandar dan cukong narkoba.

"Termasuk presiden yang punya nyali membubarkan Petral disertai dengan pemutaran slide terkait kebijakan beraninya," ungkap Pangi.

Jokowi, kata Pangi, ingin mengatakan program presiden terus berlanjut serta menguatkan road map Megawati dimana pembangunan direncanakan untuk jangka panjang.

"Indonesia harus berfikir jangka panjang tidak hanya konsep dan visi 5 atau 10 tahun selama beliau menjabat presiden namun terus menerus dan berkelanjutan," ujarnya.

Selain itu, Pangi juga melihat Presiden Jokowi menampakkan kecerdasannya dan nampak lihai dalam menyampaikan pesan dan makna komunikasi politiknya ke tingkat elite dan publik.

Ia menilai cara penyampaian Jokowi bagus dan punya gaya yang berbeda dengan presiden sebelumnya, tidak lagi kaku dan menunjukkan bahwa presiden punya kewibawaan, tegas dan bisa mendekti menteri agar bekerja.

"Contoh presiden tidak mau tahu, perintah untuk membangun infrastruktur jalan di Papua. Kesenjangan yang luar biasa begitu nyata," ungkapnya.

Dikatakannya, dalam pidatonya presiden mengkritik harga semen bisa mencapai Rp 800 ribu karena diangkut lewat udara.

"Presiden tidak mau tahu bagaimana jalan di bangun di Papua. Pidatonya Tidak terkesan sistematis dan struktur namun berhasil membentuk makna persepsi yang bagus dan pesannya sampai," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas