Pengamat Intelijen: Gafatar bukan kelompok Islam
Kata dia, Polri perlu meminta keterangan kepada pimpinan Gafatar sebagai saksi.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Intelijen Ridlwan Habib menilai kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang ramai dibicarakan saat ini bukan kelompok Islam.
"Gafatar bukan kelompok Islam," tegas jebolan S2 Intelijen UI itu kepada Tribun, Selasa (12/1/2016).
Ridlwan jelaskan, Ormas Gafatar adalah transformasi ormas milik Mosadeq yang pernah dilarang. Karena Mosadeq mengaku sebagai nabi .
Kata dia, Polri perlu meminta keterangan kepada pimpinan Gafatar sebagai saksi.
Bahkan, menurutnya, Polri harus memanggil pimpinan Gafatar untuk menjelaskan apa betul mereka terlibat dalam kasus orang hilang.
Dia juga mengimbau agar keluarga yang kehilangan anggota familinya karena ikut Gafatar melapor resmi ke Polri setempat agar ada data valid.
Yang tak kalah penting, menurutnya, Mendagri sebagai pembina ormas harus segera bentuk Crisis Centre di setiap provinsi dibawah Dirjen Kesbangpol untuk mengawasi dan menerima pelaporan warga terkait Gafatar.
Terpisah, Kadivhumas Polri Irjen Pol Anton Charliyan di Mabes Polri Jakarta menduga organisasi Gafatar mengandalkan prinsip kasih sayang dan anti kekerasan untuk menarik minat masyarakat agar bergabung dengan organisasi mereka.
"Mereka menggunakan asas kasih sayang dan anti kekerasan. Ini kedok mereka dengan menawarkan keringanan-keringanan dalam melaksanakan ibadah sehingga menarik bagi mereka yang enggan beribadah sesuai syariat Islam," katanya.