Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi: Perekrutan Anggota Baru Gafatar Dilandasi Kasih Sayang dan Antikekerasan

Tidak hanya itu, mereka juga mengajarkan antikekerasan.‎ Dan mereka ingin mencari peradaban baru

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Polisi: Perekrutan Anggota Baru Gafatar Dilandasi Kasih Sayang dan Antikekerasan
Tribun Jogja/Khaerur Reza
Markas Gafatar DIY di Taman Kuliner Condongcatur Sleman, No 67, Yogyakarta, sudah kosong sebelum pergantian tahun. Foto diambil pada Senin (11/1/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mengajarkan ajaran kasih sayang untuk mendapatkan para pengikut.

Tidak hanya itu, mereka juga mengajarkan antikekerasan.‎ Dan mereka ingin mencari peradaban baru.

Menurut Anton, kasih sayang dan anti kekerasan itu merupakan. kedok untuk merekrut para anggota.

"Tata cara perekrutan Gafatar itu berdasarkan kasih sayang, antikekerasan. Mereka ingin mencari peradaban baru yang diridhai Allah. Mereka berkeyakinan menyatukan seluruh agama. Ini kedok, agama dipermudah, jadi orang yang tidak ingin repot, ajaran Gafatar itu sesuatu yang menarik," ujar Anton, Selasa (12/1/2016) di Mabes Polri, Jakarta.

Anton melanjutkan dalam ajarannya, para pengikut Gafatar tidak perlu melaksanakan salat asalkan melakukan perbuatan baik dan mementingkan kasih sayang.

Atas dasar itulah, kelompok Gafatar mengajak para pengikut mencari peradaban baru.

Jenderal bintang dua ini juga mengimbau masyarakat agar waspada terhadap kelompok tersebut serta para pengikutnya.

Berita Rekomendasi

Karena nama kelompok ini kerap berubah.

"Namanya berubah-ubah, dulu sempat namanya Komat lalu jadi Gafatar," tambah Anton.

Untuk diketahui, Organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar saat ini ramai diperbincangkan, terlebih di wilayah DIY.

Pasalnya, belakangan organisasi yang disebut-sebut radikal ini menjadi dalang hilangnya beberapa warga DIY yang diduga direkrut menjadi pengikut.

Terlebih atas kasus hilangnya dr Rica Tri Handayani beserta anak balitanya sejak 30 Desember 2015 dan akhirnya pada Senin (11/1/2016) ditemukan di Pangkalan Bun, Kalimantan.

Diduga dr Rica hendak bergabung dengan Gafatar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas