Jamal si Tukang Sate Pemberani Jadi Simbol #KamiTidakTakut Lawan Teroris
Pascaserangan teroris di Sarinah sosok Jamal tukang sate jadi viral, bahkan ia jadi simbol keberanian #KamiTidakTakut atas serangan teroris.
Penulis: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Pascaserangan teroris di Sarinah sosok Jamal tukang sate jadi viral, bahkan ia jadi simbol keberanian #KamiTidakTakut atas serangan teroris.
Hingga Sabtu (16/1/2016) di Twitter masih ramai dengan #KamiTidakTakut, bahkan bermunculan video dan meme yang menyatakan tidak takut melawan teror.
Satu di antaranya yang menjadi inspirasi adalah Jamal tukang sate.
Ia mendadak tenar setelah netizen mengunggah fotonya yang masih sibuk mengipasi sate padahal 100 meter dari lokasi jualan terjadi ledakan dan penembakan oleh sejumlah teroris.
Meski demikian setelah diwawancarai oleh wartawan Kompas.com diketahui bahwa alasan Jamal dan sang istri tak lari lantaran takut dagangan dicuri maka ia lebih baik tetap berada di lokasi.
Setelah diketahui alasan tersebut netizen pun tetap berpendapat dan beberapa membuat meme.
'Lebih takut kehilangan dagangan daripada teroris'.
Kisah dan ketenaran Jamal tukang sate dan sang istri menjadi fenomena baru.
Saat peristiwa tersebut Jamal mengaku ia bahkan mengantungi uang Rp 750 ribu hasil jualan hari itu.
Dagangan sate ludes terjual padahal biasanya ia hanya mengantungi uang Rp 250 ribu.
Suara ledakan dikira petir
Pria yang berjualan sate bersama istrinya, Heni (50), itu mengaku kaget ketika mendengar ledakan yang pertama pada pukul 10.40 WIB.
"Ada suara duaarr. Awalnya saya kira itu cuma suara petir, enggak lama ada suara itu lagi dan orang-orang pada lari, baru deh saya tahu kalau suara itu bom," kata Jamal kepada Kompas.com, Kamis (14/1/2016).
Heni yang mendampingi Jamal mengatakan, sebenarnya mereka ingin melarikan diri saat terdengar ledakan.
Namun, niat itu diurungkan karena takut dagangan mereka dicuri.
"Kami pas dengar suara yang kedua dan lihat orang-orang lari, awalnya sempat mau ikut lari juga. Cuma setelah ingat dagangan, kami enggak jadi ikutan lari," ujar Heni, yang mengaku sudah berjualan di kawasan Sabang sejak 1974.
Selain mereka, para pembeli sate juga tetap tidak lari. Mereka tetap menikmati sate buatan Jamal.
Kisah Jamal ini sempat ramai dibicarakan media sosial.
Apalagi beberapa pedagang memilih menutup dagangannya dan lari menyelamatkan diri.
Akun Path Wimpy menuliskan, "The satay booth just about 100 meter from terrorist attack area just 2 hours ago and this guy still grill his satay and people keep ordering the satay. This is Jakarta!!! You can't terror Jakarta people!!! Fear is not in our dictionary."(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.