Satpam yang Tertembak di Starbucks Selamat, Tapi Kondisi Sangat Kritis
Meski tertembak di bagian vital, sekuriti tersebut masih bisa diselematkan
Penulis: Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada Kamis (14/1/2016) lalu, lebih tujuh orang terkapar akibat ledakan dan penembakan serangan teror di pos polisi, perempatan jalan dan area Starbucks Coffee, kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Seorang diantaranya seorang petugas sekuriti atau satpam berinisial mengenakan seragam serba hitam yang tertembak di kepala dan terkapar di tengah perempatan jalan gedung Sarinah.
Meski tertembak di bagian vital, sekuriti tersebut masih bisa diselematkan.
Namun, kini kondisi sekuriti tersebut dalam keadaan sangat kritis di rumah sakit di Jakarta Pusat.
"Sekuriti yang terkapar di tengah jalan sesaat penembakan pelaku itu tidak meninggal, dia selamat. Dia terkena tembakan di bagian belakang kepalanya, pelurunya tembus ke dalam," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Anton Charliyan di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (16/1/2016).
Menurut Anton, saat ini kondisi kesehatan sekuriti tersebut sangat kritis dan sangat mengkhawatirkan.
"Nyawanya saat ini tergantung pada mesin medis di rumah sakit. Mari kita doakan yang terbaik untuknya," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah foto beredar di media sosial pascateror di Jalan MH Thamrin pada Kamis (14/1/2016) lalu.
Diantaranya adalah foto seorang pria dengan kemeja dan celana panjang hitam yang tergeletak di tengah perempatan jalan sekitar lokasi.
Ia tampak mengalami luka dan mengeluarkan darah di kepalanya.
Anton menegaskan, sekuriti yang tertembak di kepala tersebut tidak termasuk dengan tujuh korban meninggal dunia yang telah dilansir sebelumnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri, Brigjen Pol Arthur Tampi menyampaikan, ada 33 orang yang menjadi korban akibat ledakan dan penembakan luka akibat serangan teror di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin pada Kamis kemarin.
Korban terdiri dari 26 luka-luka (berat, sedang dan ringan) dan 7 orang meninggal dunia.
Ia menyampaikan, ada 9 orang korban yang mengalami luka berat karena serpihan bom dan tembakan.
Mereka terdiri dari lima anggota Polri (anggota Polantas Polda Metro Jaya dan Provost Polres Jakarta Pusat) dan 4 warga sipil.
Keempat warga sipil yang mengalami luka berat itu adalah sekuriti berinisial RS, Mr Mareks warga negara Aljazair, Antonius Yohanes warga negara Belanda dan Dwi Siti Ransa.