Tiga Orang Proses Pengambilan Jenazah Korban Aksi Teror di RS Polri
Wanita mengenakan pakaian serba hitam menutupi seluruh tubuh, memakai kacamata, serta cadar.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga orang mendatangi Pos Ante Mortem yang berada di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramatjati, Jakarta Timur berkisar pukul 13.30 WIB.
Tiga orang itu, satu wanita, dua pria.
Wanita mengenakan pakaian serba hitam menutupi seluruh tubuh, memakai kacamata, serta cadar.
Dia mengaku bernama Ibu Amir.
Dua pria lainnya, pria yang pertama mengenakan topi, jaket hijau, celana bahan warna cokelat bernama Abu Umar.
Sedangkan pria yang satunya lagi mengenakan pakaian lengan panjang warna hitam, celana bahan hitam, enggan menyebutkan nama.
Bertiga mendatangi Pos Ante Mortem yang berada di depan RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Di dalam sebuah ruangan yang luasnya berkisar 3 x 4 meter, seorang petugas kepolisian sempat menyodorkan kertas putih.
Pantauan Tribunnews, dalam kertas itu tertulis:
- M Ali ditandai ceklis
- Afif ditandai tanda tanya
- Amir ditandai ceklis dan tanda tanya
- Sugito ditandai ceklis
- Dian ditandai ceklis
- Muhazzad ditandai tanda tangan
Belum diketahui apa maksud tulisan pada kertas itu.
Berkisar 15 menit mereka berada di dalam ruangan yang berada di Pos Ante Mortem.
Abu Umar mengatakan dirinya berasal dari Koordinator Tim Pembela Muslim.
"Kedatangan kita ke sini memastikan, apakah dari keluarga korban terduga teroris ini, sudah semua datanya masuk ke sini untuk proses pengambilan (jenazah) mereka nanti," ujar Abu seraya berjalan dari depan pintu masuk Pos Ante Mortem, Jakarta Timur, menuju parkiran mobil, Sabtu (16/1/2016).
Dirinya mengaku kedatangannya mewakili semua korban akibat ledakan yang terjadi pada Kamis (14/1/2016) di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat.
"Kita mewakili semuanya, tapi memang yang paling kita ini (wakili) Muhamad Ali yang di Kembangan," katanya.
Dia mengaku belum tahu pengambilan mayat dari RS Polri kapan bisa dilakukan.
Dia juga belum tahu keluarga korban ledakan akan dikubur di mana.
Dia juga menyebut, "Saya engak terlalu dekat. Saya cuma koordinator," kata Abu.
Setelahnya, dia enggan berkomentar banyak.
Dia beserta Ibu Amir, dan seorang pria lainnya menaiki mobil Mitsubishi Mirage Putih berplat B 1088 SRB keluar dari area parkiran di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Sebelumnya, sebanyak tujuh orang meninggal dunia akibat aksi teror di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat.
Terdiri dari dua warga sipil dan lima terduga teroris.
Sedangkan 26 orang menderita luka sehingga harus diberi perawatan di rumah sakit.
Sampai saat ini, 26 korban menderita luka, tujuh diantaranya sudah diizinkan pulang.
Mereka menderita luka ringan.
Sementara itu, 19 orang masih dirawat di rumah sakit yang tersebar di enam tempat wilayah Ibu Kota.