Pelaku Serangan Teror di Thamrin Gunakan Senjata Api FN dan Colt Tembak Warga dan Polisi
"Jenis senjata pelaku sudah diketahui. Satu jenis FN dari Belgia, satu lagi colt dari USA itu seperti revolver," ucap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen A
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak kepolisian menyita senjata api yang digunakan pelaku teror di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.
Senjata api tersebut digunakan Afif dan Muhammad Ali untuk melumpuhkan anggota Polri dan masyarakat.
Senjata api yang disita merupakan senjata api rakitan dan pabrikan.
Saat ini asal usul senjata itu masih belum diketahui apakah disuplai dari Philipina ataukah dari kelompok teroris, Santoso di Poso.
"Jenis senjata pelaku sudah diketahui. Satu jenis FN dari Belgia, satu lagi colt dari USA itu seperti revolver," ucap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan, Rabu (20/1/2016).
Anton menambahkan ke depan apabila terjadi insiden teror atau apapun, Kapolri memerintahkan anggota yang ke lokasi harus menggunakan identitas polisi.
Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah tembak.
Pasalnya meskipun sama-sama anggota Polri, namun di lapangan kemungkinan tidak saling mengenal.
"Kedepan kalau ada anggota mau ke lokasi kejadian dan bawa senjata harus menggunakan pakaian identitas polisi. Nanti kalau ketembak, malah jadi masalah, ini diperintah Kapolri," ungkapnya.
Untuk diketahui, pascakejadian teror Thamrin kepolisian berhasil melumpuhkan empat terduga pelaku yakni Muhammad Ali, Afif, Dian Juni dan Ahmad Muhazan.
Jenazah empat pelaku serangan teror di Thamrin tersebut hingga kini masih di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Tak lama setelah aksi serangan teroris di Thamrin, polisi melakuka serangkaian penangkapan terhadap 13 terduga teroris di Cirebon, Indramayu, Balikpapan, Tegal hingga Bekasi.
Tidak hanya itu, Densus 88 juga memeriksa lima nara pidana kasus terorisme di Lapas Tangerang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dari belasan terduga itu hanya delapan yang terkait dengan aksi teror Tramrin.
Sementara penangkapan di Bekasi dan lima Napi di Tangerang tidak terkait teror melainkan kepemilikan senjata api.
Dari delapan terduga, enam diantaranya berkaitan langsung dan dua lainnya tidak berafiliasi langsung.
Enam orang mengetahui akan adanya serangan susulan dan mendapat wasiat dari terduga pelaku Dian untuk menjaga anak istrinya.
Sedangkan dua orang hanya sebagai suplaiyer menyedia bahan peledak.