Soeharto: 'Taman Mini Obati Kerinduan Saya Pada Ibu Tien'
Di sana, Soeharto hanya duduk terdiam dan memegang tongkat jalannya. "Saya rindu kepada Ibu," ujar Soeharto berucap lirih.
Editor: Rendy Sadikin
![Soeharto: 'Taman Mini Obati Kerinduan Saya Pada Ibu Tien'](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/soeharto_tien_20160128_103046.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisah kasih Soeharto dan Siti Hartinah alias Ibu Tien Soeharto terbilang cukup unik.
Sebagai istri prajurit, Ibu Tien harus terbiasa hidup mandiri.
Meski jarak kerap memisahkan mereka, kasih Soeharto kepada istrinya begitu besar.
Hal ini terlihat Soeharto tampil membela proyek pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang digagas Ibu Tien.
Ketika itu, pembangunan TMII banyak diprotes karena dianggap tak bermanfaat dan mubazir.
Setelah sepuh, Soeharto dan Tien sering menghabiskan waktu di tempat itu hingga maut memisahkan mereka.
Pada 28 April 1996, Ibu Tien meninggal dunia.
Soeharto pun larut dalam kesedihan yang dipendamnya sendiri.
Untuk melepas rindu dengan belahan hatinya itu, Soeharto kerap meminta anak-anaknya untuk mengantarnya ke TMII.
Di sana, Soeharto hanya duduk terdiam dan memegang tongkat jalannya.
"Walau bicaranya sudah tidak jelas, tapi saya bisa mengerti isi perkataan beliau. Pak Harto bilang, 'Saya rindu pada Ibu. Dan setiap saya merindukan Ibu, Taman Mini ini yang membuat kerinduan saya terobati'," kata Bambang Sutanto, mantan pimpinan TMII, menirukan ucapan Soeharto.
Ketika Soeharto minder dan gamang
Presiden kedua Republik Indonesia Soeharto dikenal memiliki pembawaan yang tenang dan penuh wibawa.
Ketenangannya membuat banyak pejabat segan akan sosok mantan Panglima Kostrad itu.