Polri Diminta Telusuri Penyelundupan Senjata untuk Keperluan Terorisme
Aksi teror yang terjadi di Sarinah, MH Thamrin, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, diketahui menggunakan senjata api yang berasal dari Filipina.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi teror yang terjadi di Sarinah, MH Thamrin, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, diketahui menggunakan senjata api yang berasal dari Filipina.
Untuk itu, Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Muhammad Yusuf meminta Polri menelusuri penyelundupan senjata yang digunakan untuk keperluan terorisme.
"Poinnya begini, senjata itu masuk tidak dengan sendirinya, kenapa bisa masuk, mungkin karena banyak jalan tikus, sehingga bea cukai tidak tahu," kata Yusuf di Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Menurut Yusuf, pasca aksi teror di Jalan MH Thamrin, kepolisian berhasil menangkap seorang berinisial A.
Orang tersebut diduga menerima aliran dana dari Timur Tengah dan beberapa yayasan, kemudian menggunakan uang tersebut untuk membeli senjata api di Filipina.
"Perlu dipikirkan memberi kewenangan Polri untuk menyidik kasus penyelundupan yang tidak ada petugas bea cukai," kata Yusuf.