Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tari Kuntulan akan Meriahkan Mukernas PKB

Mukernas) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan mengambil tema "Holopis Kuntul Baris, Menangkan Rakyat dalam Persaingan Global

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Tari Kuntulan akan Meriahkan Mukernas PKB
Tribunnews.com/Ferdinand Waskita
Sekretaris Panitia Pelaksana Mukernas PKB, Bambang Susanto. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)  akan mengambil tema "Holopis Kuntul Baris, Menangkan Rakyat dalam Persaingan Global". Tari Bakti Rosul sedianya akan mengisi gelaran Mukernas PKB yang digelar selama dua hari, 5 hingga 6 Februari 2016.

 "Mukernas PKB akan dimeriahkan dengan penampilan kelompok tari Bakti Rosul yang khusus membakan Tarian Kuntulan yang didatangkan dari Yogyakarta," kata Sekretaris Panitia Pelaksana Mukernas PKB Bambang Susanto di Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Bambang mengatakan, seperti diketahui, tarian Kuntulan merupakan sebuah kesenian rakyat yang memadukan nuansa islami seperti halnya bacaan ayat suci Al-Quran dan musik, dan gerakan tarian bela diri tradisional.

Nama kuntulan atau kata Kun-Tauw yang berarti jenis seni bela diri dan juga dari kata Kuntul yang berarti jenis burung angsa yang berwarna putih. Para penarinya selalu mengenakan pakaian serba putih sesuai warna angsa.

"Kita bisa mengambil hikmah bahwa kebersamaan, persatuan dan bergotong royong dalam membangun bangsa Indonesia akan mudah dicapai. Tarian Kuntulan membawa pesan kebersamaan itu," kata Bambang Susanto.

Dalam pertunjukannya, penari pada kesenian kuntulan biasanya berjumlah 10-40 penari, namun tergantung dari kebutuhan acara, sekitar 2-3 penyanyi dan 3-7 untuk pemain musik.

Para penyanyi menyanyikan syair-syair Al-Barzanzi, karena dalam kitab Al-Barzanzi terdapat tiga bagian terpenting yaitu cerita tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, syair-syair dan sanjungan, serta bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Berita Rekomendasi

Bambang mengatakan, berbagai bentuk tradisi, seni budaya yang ada di masyarakat Jawa pun beragam.

Termasuk kesenian yang bernafaskan Islam seperti Shalawatan, Barzanji, Angguk, Emprak, dan masih banyak lagi. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman kesenian tersebut mulai ditinggalkan oleh masyarakat.

"Perjuangan PKB dalam membela rakyat tidak akan berhenti. Nah, filosofi tentang kebersamaan dalam menghadapi persoalan-persoalan bangsa bersama rakyat adalah suatu keniscayaan," kata Bambang Susanto.

Selain itu, tercatat dalam sejarah bahwa dii Kampung Nglanjaran Sardonoharjo Ngaglik Sleman terdapat tradisi yang bercirikan Islam yang masih bertahan hingga sekarang yaitu tradisi Shalawat Kuntulan.

Shalawatan yang berasal dari bahasa Arab yaitu shalawat merupakan bentuk jamak dari kata shalat yang berarti shalat, sembahyang, rahmat, berkah atau do’a. Shalawat dalam istilah, kemudan diartikan sebagai do’a yang diperuntukan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dikatakan Islami karena dalam pertunjukannya para pemain melantunkan Shalawat (pujian untuk Nabi Muhammad SAW). Syair Shalawat Kuntulan ditulis dalam sebuah buku yang disebut Kitab Al Barzanji, yang berisi puji-pujian atas kebesaran Nabi Muhammad SAW.

Tarian kuntulan di daerah Semampir, dimainkan oleh laki-laki saja, dan jumlah pemainnya sesuai dengan kebutuhan, tergantung situasi dan kondisi. Pakaiannya terdapat semacam rompi yang disebut penni, warna kostum tari ini adalah putih sebagai lambang kesucian atau bersih.

Dapat dikatakan bahwa seni tari Kuntulan memang unik. Pria dan wanita dapat berperan aktif dalam melestarikan tarian Kuntulan. Dengan baju dominan putih berselempang hiasan.

Di tangannya menggenggam kipas sambil berlenggak lenggok kesana kemari. Kadang berputar, kadang berhenti sambil mengangguk-anggukan kepala. Mulut mereka terus melantunkan syair-syair Islami. Tujuannya untuk menarik warga berkumpul.
Di tengah musik dan tarian, dilantunkanlah syair ajakan untuk menjalankan syariat islam dan berbuat baik kepada semua umat manusia. Cara inilah yang dulu dipakai para wali dalam menyebarkan agama islam.

Dalam pertunjukannya penari pada kesenian kuntulan biasanyana berjumlah 10-40 penari, namun tergantung dari kebutuhan acara, sekitar 2-3 penyanyi dan 3-7 untuk pemain musik.

Para penyanyi menyanyikan dari syair-syair Al-Barzanzi, karena dalam kitab Al-Barzanzi terdapat tiga bagian terpenting yaitu cerita tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, syair-syair dan sanjungan, serta bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Setelah itu para penari melakukan gerak pencak silat bersama, karena dalam tarian kuntulan ini gerakan pencak silat merupakan gerakan dasar tarian Kuntulan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas