Delapan Pemerintah Daerah Raih Anugerah Kebudayaan dari PWI di Hari Pers Nasional 2016
Anugerah Kebudayaan dari PWI Pusat kepada 8 bupati/walikota, yang telah membangun daerahnya berbasis kebudayaan.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2016 di Mataram, Lombok, NTT, pada Selasa (9/2/2016) , akan diisi antara lain dengan pemberian Anugerah Kebudayaan dari PWI Pusat kepada 8 bupati/walikota, yang telah membangun daerahnya berbasis kebudayaan.
“Anugerah Kebudayaan ini adalah upaya awal bagi PWI Pusat dalam mengapresiasi gagasan dan kinerja mereka dalam mewarnai Kebudayaan Nasional dengan kekuatan karakter dan kearifan budaya lokal yang diaktualisasi, sesuai dengan kebutuhan dan tantangan masing-masing, “ tutur Yusuf Susilo Hartono atas nama Panitia Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI Pusat, Sabtu (6/2/2016).
Menurut Yusuf, pada era otonomi daerah, bupati/walikota merupakan ujung tombak Kebudayaan Nasional.
Ketika era sentralisasasi, otoritas berada di tangan pusat, termasuk dalam hal Kebudayaan Nasional.
Kini, dengan bergantinya era ke sistem desentralisasi, otoritas itu suka tidak suka berpindah ke tangan daerah (kabupaten dan kota) se-Indonesia.
“Maka yang kita butuhkan hari ini dan ke depan adalah bupati/ walikota yang melek dan pro-kebudayaan.
Sebanyak delapan daerah tersebut dipilih oleh sebuah tim terdiri dari Margiono (Ketua Umum PWI Pusat), Hendry Ch Bangun (Sekretaris Jenderal PWI Pusat), Yusuf Susilo Hartono (Departemen Wartawan Film, Kebudayaan dan Pariwisata), Priambodo RH (Ketua Bidang Multimedia, Teknologi Informasi/ Kepala Sekretariat), Banjar Chaeruddin (Anggota Penasihat PWI Pusat), ESubekti (Komisi Pendidikan), Mohamad Ihsan (Wakil Bendara Umum), Rudy Novrianto ( Wakil Sekretaris Jenderal).
Sejak bulan Juni 2015, tim ini bekerja, mengumpulkan informasi, melakukan seleksi, hingga mengundang/bertemu para calon untuk di wawancarai, dikonfirmasi, hingga diklarifikasi secara langsung.
Adapun aspek penilaian penganugerahan terdiri dari:
1). Konsep personal bupati/walikota tentang kebudayaan, dan aplikasinya pada pembangunan daerah;
2). Pencapaian kinerja pembangunan berbasis kreativitas dan karakter kebudayaan lokal.
3). Pengaruh/ sumbangannya pada Indonesia dan Kebudayaan Nasional.
Sebelum Pilkada 2015, nama-nama ini telah diumumkan kepada publik. Adapun penyerahan trophinya dilakukan dalam puncak HPN 2016.
Itu sebabnya disebut Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2015.
Diharapkan, adanya Anugerah Kebudayaan ini, dapat merangsang bupati/walikota se Indonesia berlomba-lomba menemukan kekuatan budaya lokalnya masing-masing.
Kekuatan budaya lokal itu diharapkan bisa menjadikan sebagai landasan pembangunan, sekaligus dalam menjawab tantangan regional maupun global.
Yusuf menambahkan, wajah Kebudayaan Nasional pada hakekatnya adalah himpunan dari berbagai kebudayaan daerah, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Oleh karena itu, kalau kebudayaan di masing-masing daerah itu maju, maka majulah wajah Kebudayaan Nasional Indonesia.
Sebaliknya, kalau kebudayaan di masing-masing daerah banyak yang “sakit”, otomatis Kebudayaan Nasional kita juga sakit.