Guru Besar UIN Jakarta: Pesantren yang Ajarkan Radikalisme Pesantren Keblinger
Apalagi pesantren didirikan bukan untuk mengajarkan kekerasan, tapi untuk mengajarkan Islam yang indah dan damai
"Kita perlu terus membentengi pesantren dari pengaruh paham-paham tersebut. Artinya dialog dan sosialisasi pencegahan terorisme harus dimasifkan agar para santri memahami bahwa sekarang ada kelompok yang ingin mengadu domba Islam. Juga pentingnya tetap fokus mengamalkan Islam yang indah dan lembut," ujarnya.
Hal senada juga diutarakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Salahudin Wahid atau Gus Solah.
Adik kandung Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid ini mengungkapkan, pesantren yang terindikasi radikalisme di Indonesia memang ada.
"Tapi saya tidak tahu jumlah pastinya," kata Gus Solah.
Menurut Gus Solah, seharusnya pesantren itu tidak boleh bersentuhan dengan hal-hal berbau radikalisme dan terorisme.
Selama sekian abad pesantren memberi ilmu dan pemahaman keagamaan yang tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), dan i'tidal (adil).
Pesantren hampir sebagian besar berorientasi kepada NU yang punya nasionalisme tinggi karena perjalanan sejarah bangsa kita yang panjang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.