Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Pengamat: KIH Memang Sudah Tidak Relevan Lagi

Sebastian Salang menilai keberadaan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) memang sudah tidak relevan lagi.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sanusi
zoom-in Pengamat: KIH Memang Sudah Tidak Relevan Lagi
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Aktifis Parlemen, Sebastian Salang dalam diskusi publik bertajuk Setyo Novanto Mundurlah yang digelar di Kedai Kopi Deli, Jl. Sunda, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/11/2015). TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menilai keberadaan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) memang sudah tidak relevan lagi.

Hal tersebut diucapkan Sebastian Salang menyusul usulan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto yang meminta KIH dibubarkan. Menurut Wiranto, KIH terbentuk saat mendukung Joko Widodo menjadi calon presiden, apabila diteruskan saat ini rasanya sudah tidak tepat.

"Karena mayoritas partai menyatakan dukungannya terhadap pemerintah," ujar Salang, Minggu(7/2/2016).

Sebastian Salang pun melontarkan pernyataan partai yang belakangan menyatakan dukungan terhadap pemerintah mendapat kompensasi apa ?. Ini penting, menurut Sebastian, karena jangan sampai pemerintahan sekarang mengobral janji yang bisa jadi bumerang di kemudian hari.

"Sebab sikap politik sejumlah parpol kita di Indonesia kerap tidak jelas. Kadang menjadi partai pendukung tetapi kelakuan politiknya seperti oposisi. Sebaliknya partai di luar pemerintah tetapi kelakuannya seperti partai pendukung," ujar Sebastian.

Artinya, dia ingatkan sikap politik partai-partai sulit dipegang dan tidak mudah dibaca maunya apa, dan motivasinya apa. Dia juga mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil presiden Jusuf Kalla (JK) perlu mencermati hal ini dengan sungguh-sungguh. Sehingga tidak menimbulkan persoalan di esok hari.

"Paling tidak polemiknya nanti adalah bergabungnya sejumlah partai tentu mengganggu kenyamanan dan mengancam jatah kursi partai pendukung," ujarnya. (mal/wly)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas